Mengeluh Lewat Milis, Ibu Rumah Tangga Ditahan

Dalam mengeluarkan pendapat memang harus hati-hati… di saat kebebasan mengeluarkan pendapat di Republik ini tidak di blokir…..

Mengeluh Lewat Milis, Ibu Rumah Tangga Ditahan

Sidang digelar pekan depan.

TANGERANG – Prita Mulyasari, ibu dengan dua anak, ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Rumah Sakit Internasional Omni Hospital, Alam Sutra, Serpong, Tangerang Selatan.

“Dititipkan di sini sejak 13 Mei lalu oleh Kejaksaan Negeri Tangerang,” kata Arti Wirastuti, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang, di kantornya kemarin.

Prita, warga Vila Melati Mas Residence, Serpong, mendekam di Paviliun Menara, ruang tahanan khusus titipan yang menunggu persidangan. Arti menolak permintaan Tempo untuk bertemu Prita.

Ia dijerat dengan Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang isinya, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

Sanksi atas pelanggaran pasal itu berupa hukuman penjara maksimal enam tahun dan atau denda maksimal Rp 1 miliar.

Anggota tim jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Tangerang, Haryadi, mengatakan baru pada 25 Mei lalu dia menerima berkas kasus nomor 55-1/2009 itu dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Kasus ini bermula dari surat elektronik Prita yang berisi keluhannya ketika dirawat di unit gawat darurat Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Surat yang semula hanya ditujukan ke sebuah mailing list (milis) itu ternyata beredar ke pelbagai milis dan forum di Internet, dan diketahui oleh manajemen Rumah Sakit Omni.

PT Sarana Mediatama Internasional, pengelola rumah sakit itu, lalu merespons dengan mengirim jawaban atas keluhan Prita ke beberapa milis dan memasang iklan di harian nasional. Belakangan, PT Sarana juga menggugat Prita, baik secara perdata maupun pidana, dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan perkara gugatan perdata nomor 300/PDG/6/2008/PN-TNG itu sekitar dua pekan yang lalu. Ketua Pengadilan Herri Swantoro menolak menjelaskan putusannya. “Karena pada 25 Mei 2009 kedua belah pihak menyatakan banding,” ujarnya kemarin.

Herri memastikan persidangan pidana kasus ini akan digelar pekan depan dan dipimpin oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tangerang. “Semua sudah disiapkan.”

Pengacara PT Sarana, Hadi, belum memberikan penjelasan. “Nanti hubungi saya lagi,” katanya kemarin.

Ia tak menjawab ketika Tempo menghubunginya kembali dan mengirim pesan singkat ke telepon selulernya.

Keluarga Prita pun bungkam. “Saya tak berani ngomong, ini amanat Prita,” kata Arief, kakak kandung Prita, dua hari yang lalu. JONIANSYAH | HAMLUDDIN | JOBPIE S

sumber : http://korantempo.com/korantempo/koran/2009/05/28/headline/krn.20090528.166458.id.html

Pencemaran Nama Baik

Menggugat Surat Elektronik

Rumah Sakit Omni Internasional menggugat Prita Mulyasari atas tuduhan pencemaran nama baik lewat milis. Nasib yang sama menimpa Iwan Piliang, yang menulis tentang Alvin Lie.

IKLAN setengah halaman itu benar-benar mencolok mata. Berjudul ”Pengumuman dan Bantahan”, advertensi itu, September lalu, muncul di harian Kompas. Pengordernya, Rumah Sakit Omni Internasional, salah satu rumah sakit swasta di Tangerang, Banten. Intinya, bantahan Omni terhadap surat elektronik alias email Prita Mulyasari berjudul ”Penipuan Omni Internasional Hospital Alam Sutera Tangerang”, yang dikirim sebuah mailing list (milis).

Surat elektronik itu membuat Omni berang. Menurut pengacara Omni Internasional, Heribertus, isi surat Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut beserta sejumlah dokter mereka: Hengky Gosal dan Grace Hilza Yarlen Nela. ”Padahal, tidak ada penyimpangan etika kedokteran dan prosedur penanganan pasien,” ujar Heribertus.

Omni memang tidak main-main menanggapi surat elektronik Prita. Selain melaporkan Prita ke polisi, Omni juga menggugat perempuan tersebut secara perdata. ”Sudah kami daftarkan ke Pengadilan Negeri Tangerang,” kata Heribertus.

Kasus ini bermula dari surat elektronik Prita yang berisi pengalamannya saat dirawat di unit gawat darurat Omni Internasional pada 7 Agustus 2008. Saat itu ia menderita sakit kepala dan mual-mual. Di bagian gawat darurat ia ditangani dokter jaga, Indah.

Dari pemeriksaan laboratorium, dinyatakan trombosit darah warga Villa Melati Mas Tangerang ini 27.000, jauh di bawah normal yang seharusnya sekitar 200.000. Prita diminta menjalani rawat inap dan memilih dokter spesialis. Sesuai dengan saran Indah, ia memilih dokter Hengky. Diagnosis dokter menyatakan ia terkena demam berdarah.

Menurut Prita, ia lalu mendapat suntikan dan infus yang diberikan tanpa penjelasan dan izin keluarganya. Belakangan, ia kaget pada saat Hengky memberitahukan revisi hasil laboratorium tentang jumlah trombosit darahnya. Yang awalnya 27.000 kini menjadi 181.000. Dokter juga menyatakan ia terkena virus udara.

Lantaran tak puas dengan perawatan di rumah sakit itu, Prita memutuskan pindah rumah sakit. Nah, di sini muncul persoalan baru. Tatkala ia meminta catatan medis lengkap, termasuk semua hasil tes darahnya, pihak rumah sakit menyatakan tidak bisa mencetak data tersebut.

Prita lantas menghadap Manajer Pelayanan RS Omni, Grace. Hasilnya sama saja. Inilah yang lantas membuat ia, pada 15 Agustus 2008, menulis surat elektronik ke sejumlah rekannya. ”Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr Grace, dr Hengky, dr Mimi, dan Ogi bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda,” tulis Prita dalam suratnya.

Surat Prita ini rupanya sampai juga ke manajemen Omni Internasional. Omni mengambil langkah cepat. Selain memasang iklan, ya itu tadi, ”memberi pelajaran” untuk Prita, melaporkan pe-rempuan tersebut ke polisi.

Prita sendiri sampai kini belum diperiksa polisi. Dihubungi Tempo, ia menolak diwawancarai. ”Maaf, saya sedang berlebaran,” ujarnya. Menurut Heribertus, polisi sudah mengirim surat panggilan pemeriksaan Prita pada akhir September lalu. ”Tapi ia batal hadir.”

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo, menyesalkan sikap Omni yang membawa kasus ini ke ranah hukum. Menurut Sudaryatmo, surat elektronik yang disebarluaskan Prita adalah dalam konteks meminta klarifikasi. ”Ekspresi dari ketidakpuasan pelayanan untuk diselesaikan,” katanya. Yang penting, ujarnya, isinya tidak menghakimi.

Surat elektronik berbuntut perkara juga menimpa Narliswandi Piliang, wartawan yang kerap menulis di situs Presstalk.com. Gara-gara suratnya yang ia kirim ke milis Forum Pembaca Kompas, Iwan, demikian pria ini biasa disapa, pertengahan Juli lalu dilaporkan anggota DPR Alvin Lie ke Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Alvin mengaku dirugikan dengan email bertajuk ”Hoyak Tabuik Adaro dan Soekanto”, yang dimasukkan Iwan ke Forum Pembaca pada 20 Juni lalu. Dalam surat itu, antara lain tertulis: PAN meminta uang Rp 2 triliun kepada Adaro agar di DPR tidak dilakukan hak angket menghambat IPO Adaro. Bahkan Alvin Lie, anggota DPR dari PAN, datang ke kantor Adaro menemui Teddy P. Rahmat. ”Menurut sumber saya itu, Alvin pun meminta uang mulai dari Rp 6 triliun, terakhir Rp 1 miliar untuk dirinya,” tulis Iwan.

Alvin menganggap tulisan Iwan itu merusak kredibilitasnya. ”Seratus persen fitnah,” ujarnya. Karena itu, katanya, kendati Iwan sempat mengontaknya, ia tetap melaporkan wartawan itu ke polisi. Teguh Samudera, pengacara Alvin, menjerat Iwan dengan pasal pencemaran dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, undang-undang yang baru disahkan pada Maret silam.

Pada Akhir Agustus lalu, Iwan sudah diperiksa tim penyidik Unit Cyber Crime Polda Metro Jaya. Hanya, sampai saat ini, status Iwan masih saksi, belum tersangka. Selain Iwan, moderator milis Forum Pembaca Kompas, Agus Hamonangan, juga sudah diperiksa. ”Saya dimintai keterangan seputar cara kerja dan tanggung jawab moderator mengatur milis,” kata Agus.

Iwan menyesalkan Alvin yang membawa kasus ini ke polisi. ”Harusnya dia memahami prosedur kerja jurnalistik itu,” ujarnya. Menurut Iwan, ia mendapat informasi tentang Alvin seperti yang ditulisnya di milis tersebut dari Apa Kabar.Com. Ia kemudian mewawancarai sejumlah sumber lain, termasuk meminta konfirmasi Ketua Partai Amanat Nasional, Soetrisno Bachir.

Artikelnya itu, 18 Juni silam, ia masukkan ke Presstalk. Dua hari kemudian baru ia kirim ke milis Forum Pembaca Kompas. Lantaran menganggap Undang-Undang Informasi membahayakan orang-orang seperti dirinya, pekan ini Iwan akan mengajukan judicial review undang-undang tersebut ke Mahkamah Konstitusi.

Anggota Dewan Pers, Abdullah Alamudi, juga tak setuju dengan cara yang dipakai Alvin untuk menyelesaikan kasus yang dianggap mencemarkan nama baiknya. Menurut Abdullah, Forum Pembaca Kompas dan Presstalk, menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, masuk kategori pers. Seharusnya, Alvin bisa mengadukan kasusnya ini ke Dewan Pers.

Dalam kasus Iwan, kata Alamudi, penggunaan pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Elektronik untuk menjerat wartawan itu juga tidak tepat. Pada akhir April lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhammad Nuh, telah menjamin pasal 27, yang bisa menyeret siapa pun ke penjara karena melakukan penghinaan lewat sarana elektronik, tidak mencakup pers. ”Menurut Menteri, nanti dalam peraturan pemerintah itu tidak menyangkut pers,” katanya. Apalagi, kata Alamudi, Undang-Undang Pers menyatakan, pers wajib melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.

Martha W. Silaban

sumber : http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/13/HK/mbm.20081013.HK128451.id.html

Dan ini surat pembaca Prita mulyasari…

Sabtu, 30/08/2008 11:17 WIB
RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif
Prita Mulyasari – suaraPembaca


Jakarta – Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi.  Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas.  Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

(msh/msh)

http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/30/111736/997265/283/rs-omni-dapatkan-pasien-dari-hasil-lab-fiktif

sumber :

Barcelona: Produk Lokal, Prestasi Global

Barcelona tampil sebagai juara Liga Champions tahun 2009. Di partai final, Los Azulgrana berhasil membekap juara bertahan Manchester United dengan dua gol tanpa balas.

hebatnya bola dunia…. kapan Indonesia…..?

Barcelona: Produk Lokal, Prestasi Global
Kapten Carles Puyol merupakan salah satu pemain Barcelona yang mengawali kariernya dari akademi klub.
Kamis, 28/5/2009 | 05:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Silang pendapat soal klub mana yang benar-benar mewakili negaranya sebagai juara Eropa terjawab sudah. Barcelona membuktikan diri bahwa mereka menang Liga Champions berkat dominasi pemain asli Spanyol.

Pada final Liga Champions 2009 di Stadio Olimpico, Roma, Kamis (28/5) dini hari WIB, “El Barca” turun dengan enam pemain Spanyol pada starting line-up. Manchester United yang menjadi lawan Barca dan mewakili Inggris hanya menggunakan tiga pemain dari negara tersebut.

Sebagian pemain Barca juga berasal dari “La Masia”, nama yang diberikan untuk tempat berlatih pemain “Azulgrana” di dekat Stadion Camp Nou. Mereka yang berasal dari akademi ini antara lain kapten Carles Puyol, duo gelandang Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, serta kiper Victor Valdes. Tambahkan pula Gerard Pique dan Sergi Busquets.

Dari 24 pemain yang dimiliki “Azulgrana” saat ini , 11 di antaranya berasal dari “La Masia”. Artinya, sebanyak 46 persen pemain merupakan didikan Barca. Lionel Messi yang berasal dari Argentina pun sudah sangat menjiwai sepak bola Spanyol sebab ia masuk dalam golongan home grown player di Barcelona. Semua pemain yang disebut di atas berperan sebagai starter di Roma.

“Kami boleh bangga atas begitu banyaknya pemain kami sendiri yang meretas di lapangan. Itu menunjukkan bahwa semua berjalan baik”, kata Puyol.

Seperti pernah dikatakan Xavi, tim-tim Spanyol tidak kalah hebat dari klub-klub Inggris, yang kembali mendominasi semifinal kali ini. Nyatanya, Barca lolos dari keroyokan Inggris dan memenanginya dengan manis. “Kapan pun klub meraih sukses, itu dilakukan oleh banyak pemain lokal,” tandas Xavi.

Karena itu, pantas jika keberhasilan Barcelona kali ini disebut pula sebagai kemenangan Spanyol di Eropa. Barcelona juga berpeluang menjuarai Piala Dunia Antarklub tahun ini. Itu artinya, produk lokal Barca bakal merajai sepak bola global. Selamat Barca, selamat Spanyol!

Barcelona Inspirasi Spanyol di Piala Dunia

MADRID, KOMPAS.com – Perdana Menteri Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero, memuji keberhasilan Barcelona menjuarai Liga Champions. Menurutnya, permainan Lionel Messi dkk musim ini adalah inspirasi tim nasional Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010.

Zapatero menilai, permainan “Azulgrana” mewakili gaya dan semangat sepak bola Negeri Matador. Menurutnya, keberhasilan itu juga merupakan kemenangan sepak bola negara tersebut. Zapatero pun tidak ragu ikut mengklaim bahwa trofi Liga Champions kali ini adalah kebanggan nasional.

“Barcelona telah menunjukkan bahwa ini adalah tim terhebat di Eropa. Tim ini memenangi tiga gelar musim ini dan ini  sangat sulit,” katanya.

“Sepak bola Spanyol sangat hebat. Kami telah memenangi Piala Eropa. Hari ini, Liga Champions. Sekarang, kami akan memenangi Piala Dunia,” lanjutnya.

Sebelum ini, “La Furia Roja” juga menjuarai Piala Eropa pada Juni 2008 lalu. Mereka mengalahkan Jerman 1-0 di babak final. Trofi itu mengakhiri puasa gelar Spanyol selama 44 tahun. (AP)

Nama Barcelona Diukir di Roma

ROMA, KOMPAS.com – Begitu wasit final Liga Champions meniup peluit tanda akhir pertandingan, seorang petugas langsung mengambil alat ukir (gravir). Trofi Liga Champions yang tingginya 74 cm, langsung diambil. Di salah satu sisinya kemudian diukir nama “Barcelona”.

Itu karena Barcelona tampil sebagai juara Liga Champions musim 2008-09, setelah pada final di Stadion Olimpico, Roma, Rabu atau Kamis (28/5) dini hari WIB mengalahkan Manchester United (MU) 2-0. Pengukiran nama pemenang memang sudah menjadi tradisi Liga Champions.

Namun, itu bukan trofi pertama. Trofi pertama Liga Champions sudah berada di kabinet Real Madrid. Mereka berhak memiliki trofi sumbangan surat kabar olahraga Perancis, L’Equipe itu, karena juara Liga Champions enam kali pada 1967.

UEFA pun membuat trofi baru untuk diperebutkan di kompetisi Liga Champions berikutnya. Sejak itu, sudah ada beberapa trofi yang dibuat, karena ada beberapa klub yang berhak memilikinya secara permanen.

Selain Madrid, klub yang memiliki Liga Champions secara permanen adalah Ajax Amsterdam, Liverpool, Bayern Muenchen, dan AC Milan.

Setiap trofi akan ditulis nama klub yang memenangkan kompetisi sebelumnya. Maka dari itu, nama Barcelona langsung diukir di piala begitu memastikan juara Liga Champions 2008-09.

Pengukiran itu dilakukan di stadion, sebelum acara penganugerahan trofi. Sehingga, begitu piala diserahkan, nama sang juara sudah terukir di piala tersebut. (*)

Guardiola: Kami Bukan Pengecut Makanya Menang
Pelatih Barcelona, Pep Guardiola.
Kamis, 28/5/2009 | 06:25 WIB

ROMA, KOMPAS.com – Pelatih Barcelona, Pep Guardiola mengaku sangat bangga dan puas atas kesuksesan timnya mengalahkan Manchester United (MU) di final Liga Champions. Menurutnya, kunci sukses itu karena keberania dan tak mau jadi pengecut. Artinya, Barcelona tetap menerapkan gaya dan permainan menyerang, meski krisis pemain.

“Jika Anda mengambil bola dan menyerang disertai keberanian, maka akan banyak mendapat peluang mencetak gol. Kami tak mau jadi pengecut. Itu tak pernah kami lakukan dalam pertandingan. Tak ada cara lain. Akan lebih berbahaya jika kita tak berani mengambil risiko,” terang Guardiola.

Barcelona memang konsisten dengan gaya permainan sepak bola menyerangnya. Permainan mereka juga indah dan terbukti sangat produktif. Kini, mereka judah juara Copa del Rey, Divisi Primera, dan Liga Champions.

“Kami bekerja keras selama musim ini dan saya tahu banyak orang bahagia karena kesuksesan Barcelona,” ujarnya.

Guardiola juga pernah meraih gelar juara Liga Champions pada 1992 sebagai pemain. Kala itu, Barcelona dilatih Johan Cruyff. Ini musim pertamanya menjadi pelatih Barcelona. Tapi, pelatih berusia 38 tahun itu langsung memberikan sukses besar buat timnya.

“Kami bukan tim terbaik dalam sejarah. Namun, kami bermain dalam level terbaik sepanjang musim dan ini sejarah besar. Apalagi, kami memenangi tiga gelar,” katanya. (AP)

Barca Takkan Khianati Sepak Bola Indah
Rabu, 27/5/2009 | 04:34 WIB

ROMA, KOMPAS.com — Pelatih Barcelona Pep Guardiola menegaskan, timnya tetap akan memainkan sepak bola indah dan menyerang saat menghadapi Manchester United (MU) di final Liga Champions, Rabu atau Kamis (28/5) dini hari. Baginya, itu sudah menjadi karakter dan ciri khas “El Barca”. Dengan demikian, timnya tak perlu mengkhianati sepak indah untuk memenangkan pertarungan.

Barcelona memang tampil menawan sepanjang musim ini. Mereka memamerkan sepak bola indah dan menyerang. Hasilnya, mereka sudah menjuarai Divisi Primera dan Copa del Rey. Jika menang di final Liga Champions, mereka akan meraih treble winners untuk pertama kalinya.

Sejak awal, Guardiola menegaskan, timnya tak akan menerapkan strategi bertahan melawan MU. Mereka percaya diri dengan karakter dan caranya bermain. Dalam 12 pertandingan Liga Champions sejak penyisihan grup, Barca sudah menunjukkan ketajaman mereka dengan membukukan 30 gol. Produktivitas yang sangat luar biasa.

“Saya ingin para pemain kami merasa nyaman, seperti mereka tampil di depan seluruh umat manusia. Saya inginkan pemain berani. Saya ingin tunjukkan kepada dunia betapa baiknya permainan kami. Itu sikap kami,” tegas Guardiola.

“Di partai final, selalu ada situasi untuk menekan dan meraih kemenangan, atau tak meraih apa pun. Anda mungkin takut bermain terbuka. Tapi, itu akan kami hindari. Kami akan bermain dengan cara kami sendiri, memainkan bola,” tambahnya.

Namun, dia juga mengingatkan kepada para pemainnya untuk tampil maksimal. Setelah menjalani musim yang indah, mereka bisa mendapat kesedihan jika kalah di final Liga Champions.

“Mungkin saja kami jadi bermain jelek dan tertekan oleh MU. Tak bisa dipungkiri kami menjalani musim dengan indah, tapi bisa berakhir buruk juka kalah di Liga Champions. Di sepak bola, sesuatu bisa berubah secara mendadak. Hal kecil bisa mengubah hidup Anda. Kami punya musim yang baik, tapi masih banyak yang harus dilakukan,” terangnya.

Guardiola menolak dinilai sebagai orang yang paling berjasa dalam kesuksesan tim di musim ini. Menurutnya, pemain yang menjadi penentu utama.

“Sepak bola itu milik para pemain. Saya bisa saja terus teriak, tapi tak akan ada yang mendengarkannya,” ujarnya.

Tentang pertarungan lawan MU, dia mengatakan, “Saya akan mencoba fokus di babak pertama dan tetap kalem. Kemudian, saya akan banyak memberi instruksi terpenting di babak kedua dan mencoba memenangkan pertandingan.”

Ditanya tentang kemungkinan terjadi pertarungan dua pemain berbakat, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, Guardiola tak memungkirinya. Sebab, keduanya sedang menjadi sorotan dunia.

“Tak masalah apa pendapat orang tentang Messi dan Ronaldo. Keduanya pemain hebat. Saya yakin, Messi akan bermain bagus jika taktik kami berjalan lancar. Yang terpenting, kami akan menerapkan sepak bola indah,” tekadnya. (AP)

Roma – Barcelona tampil sebagai juara Liga Champions tahun 2009. Di partai final, Los Azulgrana berhasil membekap juara bertahan Manchester United dengan dua gol tanpa balas.

Samuel Eto'o wheels away in delight after giving Barcelona an early lead in Rome

Dalam laga final yang digelar di Stadion Olimpico Roma, Kamis (28/5/2009) dinihari WIB, dua gol Barca dicetak oleh Samuel Eto’o di babak pertama dan Lionel Messi melengkapinya di babak kedua.

Ini adalah gelar juara Eropa ketiga Barcelona setelah mereka menjuarai Piala Champions tahun 1992 dan Liga Champions 2006.

Susunan pemain
Barcelona: 1-Victor Valdes; 5-Carles Puyol, 24-Yaya Toure, 3-Gerard Pique, 16-Silvinho; 28-Sergio Busquets, 6-Xavi, 8-Andres Iniesta (27-Pedro Rodriguez 90); 10-Lional Messi, 9-Samuel Eto’o, 14-Thierry Henry (15-Seydou Keita 71).

Manchester United: 1-Edwin van der Sar; 22-John O’Shea, 5-Rio Ferdinand, 15-Nemanja Vidic, 3-Patrice Evra; 13-Park Ji-sung (9-Dimitar Berbatov 65, 16-Michael Carrick, 8-Anderson (32-Carlos Tevez 46), 11-Ryan Giggs (18-Paul Scholes 75); 7-Cristiano Ronaldo, 10-Wayne Rooney.
( arp / krs )


Prabowo Tak Masuk Daftar 150 Orang Kaya Indonesia

Daftar Orang Terkaya Indonesia versi Globe Asia
Nurul Qomariyah – detikFinance


Jakarta – Majalah Globe Asia kembali merilis daftar 150 orang terkaya di Indonesia tahun 2009. Tahun 2009 tampaknya menjadi tahun yang suram bagi orang-orang terkaya itu.

Nilai kekayaan mereka turun jauh dibandingkan beberapa tahun kedepan. Namun majalah Globe Asia melihat tahun 2010 akan menjadi tahun yang lebih cemerlang bagi mereka.

Dalam daftar versi majalah Globe Asia yang dikutip detikFinance, Selasa (26/5/2009) ini, tidak banyak nama yang berubah dalam 10 besar.

Namun yang bisa dicatat adalah nama Sandiaga Uno yang bisa jadi menjadi orang termuda yang masuk dalam daftar tersebut. Sandiaga Uno yang baru berusia 40 tahun berada di posisi ke 58 dengan nilai kekayaan US$ 220 juta.

Sementara Aburizal Bakrie mencatat penurunan nilai kekayaan yang sangat drastis. Jika di tahun 2008 pundi-pundi kekayaan Menko Kesra ini mencapai US$ 9,2 miliar, maka nilai kekayaannya di tahun 2009 turun drastis menjadi hanya US$ 1,85 miliar atau merosot hampir 80%.

Angka yang dirilis oleh Globe Asia ini tentu saja berbeda dengan yang dirilis oleh majalah Forbes. Dalam daftar orang terkaya di dunia yang dirilis Forbes beberapa waktu lalu, setidaknya ada 5 wakil Indonesia dalam daftar tersebut. Mereka adalah:

  • Peringkat 430: Michael Hartono (69), kekayaan US$ 1,7 miliar
  • Peringkat 430: R Budi Hartono (68), kekayaan US$ 1,7 miliar.
  • Peringkat 450: Sukanto Tanoto (59), kekayaan US$ 1,6 miliar
  • Peringkat 522: Martua Sitorus( 49), kekayaan US$ 1,4 miliar
  • Peringkat 701: Peter Sondakh (57), kekayaan US$ 1 miliar.

Peter Sondakh dalam daftar Globe Asia hanya berada di posisi ke-11 dengan nilai kekayaan US$ 845 juta, turun dibandingkan tahun 2008 yang mencapai US$ 1 miliar.
Sementara 10 besar daftar orang terkaya Indonesia versi majalah Globe Asia:

Nama Kelompok Usaha Tahun 2009 Tahun 2008
Budi Hartono Djarum US$ 4,1 Miliar US$ 6,8 miliar
Eka Tjipta Widjaja Sinar Mas US$ 3,2 miliar US$ 3,8 miliar
Sudono Salim Salim Group US$ 2,68 miliar US$ 3,04 miliar
Putera Sampoerna Sampoerna Capital US$ 2,2 miliar US$ 2,42 miliar
Aburizal Bakrie Bakrie Group US$ 1,85 miliar US 9,2 miliar
Martua Sitorus Wilmar International Holding US$ 1,3 miliar US$ 1,1 miliar
Sukanto Tanoto Raja Garuda Mas US$ 1,15 miliar US$ 1,43 miliar
Eddy William Katuari Wings Group US$ 1,1 miliar US$ 1,21 miliar
Murdaya Poo dan Siti Hartati Berca Group US$ 993 juta US$ 1,1 miliar
Hashim Djojohadikusumo Tirtamas Group US$ 850 juta US$ 1,05 miliar

(qom/qom)

Jakarta – Harta kekayaan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto seperti dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencapai Rp 1,618 triliun. Anehnya, dengan kekayaan sebesar itu Prabowo sama sekali tak masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia tahun 2009 versi Majalah Globe Asia. Padahal Jusuf Kalla saja yang jumlah hartanya di bawah Prabowo masuk di rangking 88.

Dalam daftar versi majalah Globe Asia yang dikutip detikFinance, Selasa (26/5/2009) hanya nama adik Prabowo yakni Hashim Djojohadikusumo yang dengan gemilang masuk di urutan 10 besar.

Hashim (55 tahun) yang mengibarkan bendera bisnis Tirtamas Group ditaksir memiliki kekayaan US$ 850 atau sekitar Rp 8,5 triliun (dengan kurs 10.000/US$).

Kekayaan Hashim di tahun 2009 ini turun dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 1,05 miliar.

Meski kekayaannya turun, namun peringkat Hashim naik dari tahun lalu yang di urutan 14. Bisnis Hashim meliputi minyak, pulp and paper dan petrokimia.

Prabowo dan Hashim diketahui memiliki perusahaan yang sama yakni Kiani Kertas yang kini namanya menjadi Kertas Nusantara.

Hashim sendiri lebih dulu menjadi pengusaha ketimbang Prabowo yang sebelumnya dikenal karirnya di dunia militer. Baru setelah keluar dari dunia militer, Prabowo diketahui mulai merintis bisnisnya.

Dari data KPK, Prabowo memiliki aset mulai dari puluhan kuda, kendaraan, properti, saham termasuk yang di Argentina dan Prancis.

Yang menarik dalam daftar 150 orang terkaya tersebut terdapat beberapa politisi yang juga pengusaha yakni:

  • Aburizal Bakrie (urutan 5) dengan harta US$ 1,85 miliar
  • Airlangga Hartarto (urutan 87) dengan harta US$ 133 juta
  • Jusuf Kalla (urutan 88) dengan harta US$ 132 juta
  • Sri Sultan Hamengkubuwono X (urutan 99) dengan harta US$ 120 juta
  • Surya Paloh (urutan 103) dengan harta US$ 108 juta
  • Siti Hardijanti Rukmana (urutan 112) dengan harta US$ 98 juta
  • MS Hidayat (urutan 117) dengan harta US$ 92,5 juta

(ir/qom)


PKS Mulai Khawatir SBY Kalah,Sebagian Besar Warga PKS Hatinya ke JK-Wiranto

PKS Mulai Khawatir SBY Kalah

Senin, 25 Mei 2009 | 13:23 WIB

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara terbuka mengakui adanya kekhawatiran atas elektabilitas SBY yang terus dikejar oleh dua kompetitornya, Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri. Wakil Sekjen DPP PKS Zulkieflimansyah mengatakan, berdasarkan survei internal, jarak persentase antara SBY dan dua kandidat lain cukup tipis.

“Kami (PKS) khawatir kalau SBY kalah karena untuk mendapatkan kemenangan tidak mudah. Kalau melihat survei terbaru, jarak ketiga-tiganya masih dekat. Selisih yang paling tinggi dengan yang paling rendah hanya 10 persen,” ujar Zulkiefli pada sebuah diskusi, Senin (25/5) di Jakarta.

Berdasarkan survei tersebut, SBY masih berada pada posisi teratas. Selain itu, Zulkiefli kembali mengutarakan dilema yang dihadapi PKS untuk menjelaskan mengapa partainya berkoalisi dengan Demokrat. Alasan utama, melihat elektabilitas dan besarnya peluang SBY untuk menang.

“Dalam kaidah ekonomi, salah satu agama baru adalah hipotesis yang sudah teruji. Kita percaya bahwa berdasarkan survei, elektabilitas SBY masih lebih tinggi dari yang lain. Ya namanya ijtihad politik, bisa saja salah,” ujarnya.

Bagaimana jika pasangan SBY-Boediono kalah? “Ya, PKS harus siap menjadi oposisi,” kata Zukiefli.

Zulkieflimansyah: Sebagian Besar Warga PKS Hatinya ke JK-Wiranto
Mega Putra Ratya – detikPemilu

Jakarta – Istri capres-cawapres Jusuf Kalla (JK)-Wiranto yang terbalut jilbab menjadi daya tarik warga PKS. Meski PKS mendukung duet SBY-Boediono, namun mayoritas warga PKS masih memberikan hatinya ke JK-Wiranto.

“Bahkan kalau mau jujur sebagian besar warga PKS, hatinya masih ke JK-Wiranto. Alasannya, istrinya berjilbab,” kata Wasekjen DPP PKS Zulkieflimansyah.

Hal ini disampaikan dia sebelum diskusi bertajuk ‘Pilpres 2009 dan Dilema Sistem Presidensial’ di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/5/2009).

Untuk itu, menurut dia, tugas DPP membuat rasionalitas kenapa harus memilih SBY-Boediono.

“Tetapi, kalau komitmen harus membelot itu tidak ada di kultur PKS. Tetapi kalau simpatisan atau pemilih ya bisa. Karena kalau pemilih, tidak semua kader. Pemilih PKS lebih besar dibanding kader. Kader kita 3 juta. Kalau pemilih hampir 8 juta. Jadi ada 5 juta lebih yang ada di luar kontrol kita,” papar dia.

( aan / iy )

Jakarta – Hasil survei internal PKS menunjukkan capres SBY, JK dan Megawati bersaing ketat. Bahkan, selisih suara mereka pun tipis. Namun, SBY tetap berada di posisi atas.

Demikian hasil survei internal PKS yang disampaikan  Wasekjen DPP PKS Zulkieflimansyah usai diskusi bertajuk ‘Pilpres 2009 dan Dilema Sistem Presidensial’ di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/5/2009).

“Sekarang, kalau kita lihat survei terbaru tidak terlampau jauh ketiganya.
Jadi, (selisihnya) kurang 10 persen. SBY, JK, Mega bahkan. Selisih antara yang paling tinggi dan paling rendah,” kata Zulkieflimansyah.

Namun, Zulkieflimansyah enggan membeberkan posisi masing-masing capres. “Adalah (capres urutan terbawah). Tidak fair kalau kita sebutkan. Yang jelas, SBY masih di atas,” ujarnya.

Zulkieflimansyah juga menolak membicarakan kabinet. “Karena peluang untuk kalah masih ada. Takutnya nanti banyak yang stres, sudah merasa ingin menjadi menteri, tetapi tidak jadi,” kata dia.

Ketika ditanya apakah PKS sudah membentuk struktur pemenangan, Zulkieflimansyah membenarkan. “Ya sudah ada. Kita sudah punya mesin politik yang solid. Saat ada komando kita akan jalan,” sahut Zulkieflimansyah.

( aan / iy )

Penerbangan Dramatik Hercules Terakhir

Penerbangan Dramatik Hercules Terakhir.

Oleh Chappy Hakim – 24 Mei 2009 –
Desember 1965.   Konflik Vietnam berada dalam eskalasi yang meningkat.   Setiap saat meletusnya perang terbuka secara besar-besaran mungkin sudah tidak merupakan kejutan lagi.   Persiapan yang dilaksanakan oleh kedua belah pihak sudah menjurus kepada menghadapi satu perang besar.

Dalam salah satu pos penjagaan di garis depan, dibawah dentuman suara mortir sartuan-satuan artileri, Kapten Marinir Amerika, George Baker, asyik menulis surat yang ditujukan kepada keponakannya,  Ann Fetner di Marieta Geogia.   Isi suratnya antara lain berbunyi , :”Tolong sampaikan kepada semua orang di Lockheed (pabrik Hecules), terimakasih Hercules !   Banyak kejadian sepanjang tahun 1965 ini, yang membuat kita semua bisa berada pada situasi sulit dan berbahaya tanpa kehadiran pesawat Hercules!”

Pada saat cuaca buruk, kapal dan pesawat terbang lain mengalami kesulitan untuk dapat merapat atau mendarat.   Pesawat-pesawat Hercules malah datang dengan membawa perbekalan yang sangat dibutuhkan.   Pada saat Vietcong menghancurkan jembatan yang berakibat putusnya hubungan unit tempur satuan artileri kita, Hercules men-drop amunisi dan makanan.   Itulah salah satu dari sekian banyak puji-pujian dan ungkapan terimakasih, rasa kagum dan utang budi atas semua yang pernah dilaksanakan pesawat Hercules sepanjang berlangsungnya Perang Vietnam.

Peran pesawat Hercules selama perang Vietnam memang menempati posisi yang sangat dominan, terutama sekali disebabkan kemampuan multi guna menerobos medan spesifik, cuaca yang buruk, mendarat pada landasan yang tidak dapat didarati oleh pesawat lain, terbang rendah, menerjunkan barang bantuan logistik dari berbagai ketinggian, menyerang kedudukan musuh dengan menembak kan mortir menggunakan C-130 Hercules Gunship, dan lain-lain.   Dari sekian banyak peran yang dilaksanakan ada beberapa yang sulit untuk dipercaya.   Salah satu diantaranya, yang diperkirakan tidak mungkin dipecahkan rekornya sepanjang sejarah adalah kisah dramatik penerbangan Hercules keluar dari Vietnam saat berakhirnya Perang Vietnam.

Ini penerbangan Hercules yang dicatat dalam sejarah sebagai penerbangan yang paling menakjubkan yang pernah dilakukan oleh pesawat Hercules pada momen yang paling krisis.   Kisah ini dicatat dibagian Lockheed dari hasil wawancara Wayne Prict dan Kolonel Doan Van De di Camp Pendleton, salah satu sudut penampungan pengungsi Vietnam di California pada tanggal 28 Mei 1975.

Tinggal 2 Hercules :

Kolonel De, demikian panggilannya, adalah komandan Wing Pemeliharaan dan Pembekalan ke-50 Angkatan Udara Republik Vietnam yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan seluruh pesawat multi engine dari Angkatan Udara Vietnam.

Selasa pagi 29 April 1975, kejatuhan Pangkalan Udara Tan Son Nhut, sudah berada diambang pintu.   Sementara itu Vietcong sudah berbaris rapi memasuki dan menduduki kota Saigon.   Tiga hari sebelumnya, kolonel De sudah mengirim isteri dan keluarganya menumpang penerbangan Hercules ke Filipina.   Saat itu, dimulut pintu gerbang Pangkalan Udara Tan Son Nhut, mortir dan peluru dari sisa-sisa pasukan pertahanan pangkalan yang bertujuan menunda beberapa saat kejatuhan dari pangkalan udara tersebut, masih ramai dengan dentuman dan desingan peluru..   Kolonel Doan Van De tengah mengawasi loading dari dua Hercules yang masih terbang di Pangkalan Udara Tan Son Nhut.   Satu milik Vietnam lainnya terlihat mengepulkan asap tebal, akibat serangan Vietcong.   Rakyat berjejal masuk menuju flight line, daerah yang sangat terlarang pada keadaan normal untuk didatangi orang orang yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan penerbangan.   Mereka nekat mendekati pesawat yang parkir disitu dengan penuh harapan untuk dapat ikut terbang meninggalkan tanah airnya, menghindarkan diri dari kejaran  pasukan Vietcong yang sudah berada diambang pintu.

Salah satu pesawat Hercules bergerak taxi setelah mesinnya berputar, dan akan segera terbang menuju tempat yang aman, meninggalkan Vietnam.   Namun di taxi way, pada saat sejajar dengan tempat berdirinya Kolonel De, pesawat tersebut berhenti sejenak.   Sebuah wajah yang tidak asing lagi bagi Kolonel De, terlihat dibalik jendela kokpit.   Wajah Mayor Penerbang Phuong sedang melambaikan tangan kearahnya, memberikan isyarat agar Kolonel De ikut dengannya masuk ke pesawat.

452 Penumpang !

Kolonel De terpana sejenak, ia tidak melihat lagi sesuatu yang harus dikerjakannya di Pangkalan itu.   Tanggung jawabnya terhadap kesiapan pesawat-pesawat angkut di Pangkalan, jelas-jelas sudah berakhir.   Dan pesawat yang berada di depan hidungnya saat itu adalah pesawat terakhir yang berada disana.   Karena satu pesawat lainnya jauh di ujung landasan juga telah bergerak perlahan meninggalkan  Tan Son Nhut.   Menurut perhitungannya, inilah pesawat Hercules terakhir yang akan meninggalkan Tan Son Nhut.   Sebelumnya, lebih dari seratus pesawat di Pangkalan Udara Tan Son Nhut lainnya telah rusak berat terbakar, dihancurkan Vietcong.

Dengan segala dayanya, dia berhasil menyiapkan kembali sekitar 29 pesawat Hercules sebagai pesawat terakhir yang siap untuk diterbangkan meninggalkan pangkalan tempat dia bekerja selama ini.   Beberapa saat ia tersadar, inilah pesawat Hercules terakhir yang akan meninggalkan Tan Son Nhut, pesawat yang dikemudikan oleh sahabatnya Mayor Penerbang Phuong yang berhenti sejenak, khusus untuk mengajaknya untuk ikut bersama.

Kolonel De berpikir dua detik, inilah saat bagi dirinya menuju pesawat Hercules yang dikemudikan oleh sahabatnya Mayor Phuong, sang instruktur penerbang.   Sampai didepan pintu, sesaat akan naik, ia terperanjat mendapatkan isi pesawat yang sudah begitu penuh dengan orang berdesakan dan semuanya berdiri.   Dengan susah payah melewati kerumunan banyak orang, ia berhasil sampai di flight deck, kokpit pesawat Hercules.

Setibanya di kokpit, untuk kedua kalinya ia terperanjat, karena mendapatkan dirinya menjadi orang ke 32 yang berdesakan di flight deck pesawat, tempat sahabatnya Mayor Phuong mengemudikan Hercules itu, seorang diri!   Ditengah deru keempat mesin Hercules, didalam kokpit, Mayor Phuong setengah berteriak kepada Kolonel De untuk menolongnya mencarikan seorang co pilot diantara penumpang yang ada.   Memang ada beberapa penerbang helikopter dan teknisi pesawat terbang yang ikut dalam pesawat tersebut, namun Kolonel De dengan bersusah payah diantara kerumunan penumpang untuk mendapatkan paling tidak seorang penerbang fixed wing, yang kira-kira dapat membantu rekannya mengemudikan pesawat Hercules agar dapat selamat melarikan diri dari Vietnam.

Kolonel De berhasil, jauh dibelakang kabin, De menemukan seorang penerbang C-7, pesawat bermesin ganda kecil yang juga banyak beroperasi dalam perang Vietnam.   Ia segera memberi isyarat kepada penerbang tersebut agar maju menuju kokpit.   Sambil menunggu penerbang C-7 tersebut, yang tentunya sulit sekali untuk bergerak melewati kerumunan banyak orang menuju kokpit, De mencoba menghitung jumlah penumpang yang ada di kabin Hercules itu.   Untuk kesekian kalinya ia terperangah tak percaya akan  hasil hitungannya sendiri, 452 kepala!

Sementara dengan susah payah, penerbang C-7 dapat mencapai fkight deck, Mayor Phuong sudah menggerakkan pesawat menggelinding, rolling untuk take off.   Kolonel De menarik napas panjang melihat landasan yang panjangnya 10.000 kaki yang sebentar lagi akan habis itu.   Ia melihat tanda 9000 kaki disisi landasan, dan pesawat tidak juga naik.   Ia tahu beban pesawat sudah melewati batas yang diijinkan untuk normal take off. Karena seingatnya, semua pesawat Hercules di Pangkalan Udara Tan Son Nhut telah diperintahkan untuk selalu diisi bahan bakar sebanyak 28.000 pon.   Ini berarti dengan muatan pada saat itu secara kasar saja, telah kelebihan kurang lebih 20.000 pon, sekitar 10 ton ! dari batas maksimum yang diijinkan untuk take off dalam flight manual C-130 Hercules.

Sementara itu pesawat yang tengah berada diatas over run runway (perpanjangan landasan yang disediakan untuk keadaan darurat), tetap belum bisa naik.   Ia tahu betul bahwa over run landasan Tan Son Nhut hanya 1000 kaki.   Setengah menahan napas ia melihat Mayor Phuong dengan penuh kepercayaan diri menarik “control wheel” (kemudi pesawat terbang), persis dipenghujung over run…. dan pesawat berhasil lepas landas dengan sudut yang sangat landai.   Pesawat perlahan bergerak naik dengan setengah merayap dan akselerasi kecepatan, walau pelahan namun pasti membawa lepas dari in ground effect bergerak ke climbing attitude, melewati safe altitude yang lebih kurang 400 kaki, Phuong segera melaksanakan “after take off” check, antara lain menaikkan roda pendarat dan Flaps.

Tanpa Peta.

Mayor Phuong kelihatan merasa lega, lolos dari fase krisis lepas landas.   Pada saat itu penerbang C-7 baru sampai ke kokpit.   Namun kesulitan baru menyongsong.   Ternyata Mayor Phuong tidak berhasil mendapatkan peta pesawat yang harus digunakan untuk mengarahkan pesawat ke tempat yang dikehendaki.   Dengan mantap, walaupun hanya dengan mengira-ngira , ia mengarahkan heading pesawat ke arah Thailand.   Tujuannya ,Utapao yang berjarak lebih kurang 400 mil laut dari Tan Son Nhut yang akan ditempuh dengan kecepatan normal pesawat dalam 1 jam 20 menit.

Setelah terbang selama satu setengah jam diatas teluk Siam, baru disadari kalau heading arah pesawat menuju Utapao ternyata keliru.   Beberapa saat kemudian, co pilot yang telah susah payah melewati kerumunan orang untuk bisa mencapai kursi itu, teringat bahwa ia masih memiliki selembar potongan peta di kantong lutut dari pakaian penerbang yang tengah dikenakannya saat itu.   Ia pun bernavigasi dengan lembar potongan peta yang sudah kumal, tapi masih bisa memberikan petunjuk dimana ia berada dan kemana arah menuju Utapao itu.   Dimulai dengan mengubah arah 180 derajat akhirnya mereka berhasil mencapai Utapao setelah terbang selama tiga setengah jam.

Mayor Phuong mendaratkan pesawatnya dengan mulus, kemudian memarkirnya tidak jauh dari apron.   Merasa penasaran, Kolonel De menghitung kembali para penumpang yang turun satu persartu.   Ia memang tidak keliru, hitungannya tepat 452 orang !

Menurut Kolonel De, soal pesawat Hercules yang produksi Lockheed , Georgia, Amerika Serikat, ia tahu benar, akan tetapi masalah pesawat tersebut mampu mengangkut 452 penumpang tak pernah terpikir olehnya.

Mayor Robert Kenny, salah seorang perwira USAF, United States Air Force, yang bertugas mengurus kedatangan pesawat-pesawat pembawa pengungsi Vietnam pada waktu itu, turut menyaksikan kedatangan pesawat Hercules yang overloaded tersebut.   Dia mengatakan, “Pada saat pintu Hercules terbuka, kita tidak akan percaya dengan apa yang kita saksikan waktu itu.   Penumpang yang berada didalam pesawat terlihat seperti pemandangan di film-film berita di perang dunia kedua yang menggambarkan kamp konsentrasi Nazi tempat tahanan ratusan orang Yahudi.   Saya pikir, bila penerbangan memakan waktu lebih lama lagi sedikit saja, maka sebagian besar penumpang sudah akan mati.

Saat ini Kolonel De dan Mayor Phuong bersama banyak pengungsi perang Vietnam hidup di Amerika. Ada diantara mereka yang dapat berkumpul kembali dengan keluarganya, namun tidak sedikit yang hanya mendapatkan dirinya sendiri jauh di negeri orang.   Bagi Kolonel De dan Mayor Phuong, yang sebagian besar hidupnya berada ditengah-tengah deru suara pesawat C-130 Hercules sebagai perwira teknik dan perwira penerbang, Hercules saat ini hanya tinggal “sepenggal kenangan hidup”.

Jakarta 24 Mei 2009

Chappy Hakim

Teriring rasa duka mendalam bagi seluruh keluarga besar Angkatan Udara serta seluruh keluarga korban kecelakaan A-1325 ,yang tengah mengalami musibah dan cobaan  luar biasa.   Ya Allah yang maha kuasa, berilah kami semua kekuatan lahir batin dan Semoga kami semua dapat tabah menghadapinya. Amin……

jargon kampanye pilpres…

Ada berita menarik, tapi agak terlambat… …

Tim sukses SBY sdg pusing mengadakan pembenahan di Palembang, alasannya :

Ketika mereka mengajukan jargon “SBY berbudi”, mereka tidak memikirkan
kalo di palembang arti kata Budi = Menipu/berbohong

Jadi artinya SBY berbudi = SBY berbohong … sehingga slogan2 di
Palembang yg naik cetak harus di batalkan semua

Oleh karena itulah org Palembang lebih suka SBY berpasangan dgn Hata
Rajasa agar jargonnya jadi “SBY berjasa”

Tetapi masih untung SBY tdk berpasangan dgn Salahudin krn jargonnya
jadi “SBY bersalah”

Dan juga PAN tdk mengajukan ketumnya Sutrisno Bahir karena jadi “SBY berahir”

Tapi siapapun “ber sama nya, tetap SBY depannya” ….

Sebenarnya, untuk membuat image yang lebih tegas, sebaiknya SBY memilih Rani Juliani. Disamping karena popularitasnya, berpasangan dengan Rani, slogan pasangan ini akan menjadi menjadi SBY berani.

Tapi ada sedikit perubahan dalam slogannya SBY, yang selama ini
menggunakan jargon ‘LANJUTKAN’ ternyata sejak JK hilang berubah
menjadi ‘LANUTAN’… ….

Gak usah dipikirin…. sekaedar info….. daripada pusing…. pilih siapa?

Foto Foto Pesawat Hercules TNI AU Jatuh di Magetan

her1

her2

her3

her4

her5

her6

her7

her8

her9

her10

JAKARTA, KOMPAS.com — Lockheed C-130 Hercules adalah pesawat angkut militer buatan Lockheed yang memiliki empat mesin turboprop. Pesawat ini merupakan pengangkut taktis utama bagi banyak angkatan bersenjata di dunia. Lebih dari 40 model dan jenis Hercules dipakai di lebih dari 50 negara.

Pada Desember 2006, Hercules menjadi pesawat kelima—setelah Electric Canberra, B-52 Stratofortress, Tupolev Tu-95, dan KC-135 Stratotanker—yang mencatatkan 50 tahun masa operasinya oleh pengguna pertama, dalam hal ini di Angkatan Udara AS.

C-130 Hercules juga menjadi satu-satunya pesawat militer yang masih diproduksi dan dikembangkan dengan varian terbaru C-130J Super Hercules.

Pesawat yang mampu lepas landas dan mendarat dari landasan pacu darurat ini awalnya dirancang sebagai pesawat angkut pasukan, evakuasi medis, dan pengangkut barang. Ketangguhannya membuat Hercules digunakan untuk keperluan lain, termasuk sebagai pesawat perang (gunship) untuk melancarkan serangan udara, kegunaan pencarian dan penyelamatan (SAR), pendukung penelitian, pendeteksi cuaca, pengisian bahan bakar di udara, patroli maritim, dan pesawat pemadam kebakaran.

Keluarga Hercules mencatatkan diri sebagai pesawat militer yang diproduksi terus-menerus sepanjang sejarah. Selama lebih dari 50 tahun pengabdiannya, anggota keluarga Hercules telah mengikuti operasi militer, sipil, dan kemanusiaan yang tak terhitung jumlahnya.
Karakteristik pesawat

Fungsi     : Pesawat angkut militer Military transport aircraft
Asal        : Amerika Serikat
Pabrik     : Lockheed
Terbang perdana 23 Agustus 1954
Diperkenalkan Desember 1956
Status    : dalam produksi
Pengguna utama: AU AS (United States Air Force)
Diproduksi 2.262 unit hingga tahun 2006
Varian terbaru: C-130J Super Hercules
Varian tempur: AC-130 Spectre/Spooky
Varian lain: Lockheed DC-130
Lockheed EC-130
Lockheed HC-130
Lockheed LC-130
Lockheed MC-130
Lockheed WC-130

Awak:    4-6: setidaknya 2 pilot, 1 teknisi (ditiadakan pada model J), dan 1 loadmaster; Seringkali ada awak tambahan yang membantu loadmaster dan navigator.

Kapasitas:

92 penumpang atau
64 prajurit lintas udara atau
74 pasien dengan 2 tenaga medis

Daya angkut: 20.000 kg termasuk 2-3 kendaraan tempur Humvees atau sebuah kendaraan angkut personel lapis baja M113.

Panjang: 29,8 m
Rentang sayap: 40,4 m
Tinggi: 11,6 m
Luas sayap: 162,1 m²
Berat kosong: 38.000 kg
Kapasitas muatan: 33.000 kg
Berat maksimum saat lepas landas: 70.300 kg
Sumber tenaga: 4 buah mesin turboprop Allison T56-A-15, masing-masing 4.300 bhp (3,210 kW)

Performa

Kecepatan maksimum: 329 kn (610 km/h)
Kecepatan jelajah: 292 kn (540 km/h)
Jarak jelajah: 2.050 nmi (3.800 km)
Ketinggian terbang: 10.000 m
WSN

Belum Genap 18 Tahun, Riana Sudah Jadi Dokter

Belum Genap 18 Tahun, Riana Sudah Jadi Dokter
Riana Helmi

Rabu, 20 Mei 2009 | 05:41 WIB

Laporan wartawan KOMPAS Irene Sarwindaningrum

KOMPAS.com — Selamat dan luar biasa! Hanya kata itu yang tepat diucapkan untuk dr Riana Helmi. Dalam usianya yang belum genap 18 tahun, tepatnya 17 tahun 11 bulan, remaja kelahiran Banda Aceh itu diwisuda sebagai dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Wisuda dilakukan di gedung pertemuan UGM Grha Sabha Pramana, Yogyakarta, Selasa (19/5).

Riana, demikian gadis berperawakan kecil itu akrab disapa, menyelesaikan kuliah dalam waktu tiga tahun enam bulan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) sangat memuaskan, yaitu 3,67. Karena prestasinya itu, Riana sempat menerima pujian dan diminta berdiri oleh Rektor UGM Soedjarwadi.

“Ya, Alhamdulillah saya bisa jadi wisudawan termuda,” ucapnya didampingi kedua orangtuanya, Ajun Komisaris Helmi dan Rofiah, seusai wisuda.

Riana lahir di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, 22 Maret 1991. Dia masuk ke Fakultas Kedokteran UGM melalui jalur Penelusuran Bakat Skolastik (PBS) pada September 2005. Usianya saat itu masih 14 tahun lewat tiga bulan, atau setara dengan pelajar kelas II SMP pada umumnya.

Meski sangat muda, Riana mengaku tidak banyak kendala dalam menyesuaikan diri dengan mahasiswa lain yang rata-rata berusia empat tahun lebih tua darinya. Dia juga menjalani kuliah kedokteran secara normal, dengan banyak tugas seperti mahasiswa lainnya. Sebagai mahasiswa termuda, hal ini kerap membuatnya gelisah.

“Kesulitan karena tugas sangat banyak sih ada, tapi syukurlah semua bisa saya atasi,” kata Riana yang mempelajari kanker payudara dalam skripsinya.

Lulus dalam usia yang masih sangat muda, Riana masih ingin melanjutkan sekolahnya. Menurut rencana, dia akan mengambil pendidikan spesialis untuk meraih cita-citanya sebagai dokter spesialis kandungan.

Kelas akselerasi

Riana dikenal cerdas sejak kecil. Selama di bangku SMP dan SMA Negeri 3 Sukabumi, Jawa Barat, Riana yang menghabiskan masa kecilnya di Garut dan Sukabumi itu selalu duduk di kelas percepatan (akselerasi).

Selain itu, Riana juga masuk SD pada usia sangat muda, yaitu empat tahun. “Sejak usia tiga tahun, dia sudah lancar membaca,” kata Helmi yang merupakan perwira polisi pendidik di Sekolah Polri Lido, Sukabumi, Jawa Barat.

Menurut Helmi, sejak kecil, rasa ingin tahu Riana sangat besar. Dia juga lebih gemar belajar daripada bermain. Meskipun tidak ada yang menyuruh, sebagian besar waktu luangnya justru dia isi dengan membaca.

“Riana kecil juga tidak suka bermain boneka. Dia malah takut dan menjerit kalau melihat boneka di dekatnya,” ujar Helmi.

Pesawat Jatuh di Magetan Hercules Angkut Lebih 100 Orang

Jatuhnya pesawat TNI AU mengindikasikan sudah saatnya anggaran Pertahanan Negara di tingkatkan… Sebelum ada pesawat-pesawat lain jatuh lagi………

Pesawat Jatuh di Magetan Hercules Angkut Lebih 100 Orang Didi Syafirdi – detikNews

Jakarta – Korban tewas dan luka-luka akibat pesawat jatuh di Magetan, Jawa Timur, diperkirakan cukup banyak. Sebab jumlah orang yang diangkut lebih dari 100 orang yang merupakan keluarga TNI AU. Saat ini para korban sedang dievakuasi di RS Lanud Iswayudi. “Sedang dievakuasi korban luka dan meninggal lebih dari 100 orang,” ujar petugas di RS Lanud Iswahyudi Letkol Bambang kepada detikcom, Rabu (20/5/2009). Informasi diperoleh pesawat jenis Hercules TNI AU jatuh di Magetan, Jawa Timur, pukul 06.30 WIB setelah menyerempet 3 rumah . Belum diketahui secara jelas berapa jumlah korban jiwa.

Salah Satu Penumpang Hercules Marsma Harsono Nurul Hidayati – detikNews

Jakarta – Pesawat Hercules TNI AU yang jatuh di Magetan, Jatim, berisi 13 kru dan mengangkut lebih 100 orang. Salah satu penumpang adalah Marsekal Pertama Harsono. “Salah satu penumpang Marsekal Pertama Harsono,” ujar Kadispen TNI AU Marsma Bambang Sulistyo pada detikcom, Rabu (20/5/2009). Marsekal Pertama setingkat brigadir jenderal alias bintang satu. Menurut Bambang Sulistyo, pesawat tersebut sedang melakukan penerbangan rutin ke Indonesia Timur. Pesawat itu bernomor sign A-125. Pesawat itu terbang dari Jakarta menuju Iswahyudi.

Hercules Jatuh di Magetan
Dilarang Meliput, Wartawan Disekap Anggota TNI AU
Sugeng Harianto – detikNews

Magetan – Jatuhnya Pesawat Hercules di Magetan Jawa Timur nampaknya membuat malu TNI AU. Mereka melarang wartawan mengabadikan peristiwa itu. Bahkan sejumlah wartawan disekap di dalam salah satu rumah penduduk.

Pantauan detiksurabaya.com, seorang wartawan Indosiar diburu petugas TNI AU saat berusaha mengambil gambar. Dia dibentak dan dipaksa menyerahkan kameranya, Rabu (20/5/2009). Bahkan dua warga yang memotret melalui ponsel juga dipukuli.

Namun stringer Indosiar ini menolak. Tapi karena terus ditekan, kaset dia akhirnya bisa direbut petugas. “Saya diburu dan mau diminta kameranya. Dan akhirnya kaset saya dibawa,” kata Norik.

Tak hanya itu, ulah anggota TNI AU cukup tidak manusiawi. 4 wartawan digiring ke salah satu rumah warga Desa Nggeplak Kecamatan Karas dan dilarang meliput. Rumah tempat wartawan ‘disekap’ itu pun dijaga ketat. Mereka adalah dari Metro TV, Indosiar dan TransTV termasuk detiksurabaya.com.

Bahkan untuk berhubungan komunikasi melalui ponsel saja mereka harus sembunyi di kamar mandi. “Kalau ketahuan bisa dirampas ponselnya,” kata seorang wartawan.

(gik/gik)

Korban Hercules Jatuh
Marsma Harsono Panglima Komando Sekhanudnas di Biak
Teguh Budi Santoso – detikNews


Jakarta – Pesawat TNI AU Hercules C-130 A-125 yang jatuh di Magetan hari ini membawa seorang perwira tinggi TNI AU. Dia adalah Marsekal Pertama Harsono yang saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) IV Biak Irian Jaya.

Keterangan mengenai keberadaan Marsma Harsono ditegaskan oleh Kapuspen TNI AU Marsma Bambang Sulistyo, Rabu (20/5/2009). Marsma Harsono termasuk satu di antara 100 orang penumpang dan 13 awak pesawat yang diperkirakan ikut serta dalam pesawat Hercules naas tersebut. Pesawat dipiloto Mayor (Pnb) Danu Setiawan.

Pesawat sedang dalam perjalanan reguler dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju ke Makassar setelah terlebih dulu singgah di Lanud Iswahyudi, Madiun. Sampai saat ini, bagaimana nasib Marsma Harsono belum diketahui, demikian juga total korban luka atau pun tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut. (tbs/nrl)

Jakarta – Kepastian jumlah korban pesawat Hercules yang jatuh dan terbakar di persawahan Desa Nggeplak, Kecamatan Kares, Kabupaten Magetan, masih belum jelas. Seluruh korban akan dirujuk ke RSU Soedono Madiun dan Lanud Iswahyudi.

“Korban akan dibawa ke RS terdekat, di RSU Soedono Madiun dan Lanud Iswahyudi,” kata petugas di RS Lanud Iswahyudi Letkol Bambang kepada detikcom, Rabu (20/5/2009).

Kedua rumah sakit adalah yang terdekat dengan TKP. Meski begitu, seluruh rumah sakit yang ada di sekitar kawasan itu telah disiagakan untuk menerima korban.

Sementara itu, RSU Soedono Madiun hingga pukul 08.30 WIB baru menerima satu korban yang menderita cidera di otaknya. “Korban atas nama Lecahena, sekarang masih kita rawat,” kata petugas IGD, Fatimah.

Semua RS harus siaga karena jumlah korban diperkirakan sangat banyak. Hercules yang naas itu mengangkut lebih 100 orang dengan kru 13 orang.
(mok/nrl)

Surabaya – Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suwarno menyatakan jumlah penumpang di dalam pesawat Hercules TNI AU yang jatuh di Magetan sebanyak 98 penumpang dan 14 kru.

Laporan sementara yang diperoleh, kata dia, jumlah orang yang berhasil diselamatkan 10 orang. “Saya peroleh laporan berpenumpang 98 orang dan 14 kru,” kata dia saat ditemui Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (20/5/2009).

Penerbangan ini kata dia adalah penerbangan rutin. “Rencananya akan terbang dari Halim transit di Lanud Iwahyudi dan melanjutkan ke Biak,” ungkapnya.
(gik/nrl)

Surabaya – Penumpang yang berada di perut Hercules milik TNI AU sebanyak 98 orang. Sedangkan jumlah kru mencapai 14 orang. 10 Orang di antaranya selamat.

Hal ini dikatakan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suwarno saat ditemui Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (20/5/2009).

Lalu bagaimana nasib penumpang dan kru yang lain? “Lainnya masih dalam pengecekan,” katanya.
(gik/nrl)

Magetan – Sebelum menghujam dan hancur di persawahan, Pesawat Hercules terlebih dahulu menerjang rumah warga di Desa Nggeplak Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

Dua rumah yang disambar si burung besi itu milik Sulasmin dan Rusmin. Kedua rumah itu pun hancur, Rabu (20/5/2009). salah satu penghuni rumah meninggal dunia. Korban adalah Suwarni, istri dari Rusmin.

Sedangkan Sulamsmin menderita luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Korban tewas hingga pukul 07.56 WIB dibawa ke rumah kerabatnya, Ny Sri. “Kasihan Suwarni,” kata Ny Sri saat ditemui.

(gik/gik)Magetan – Saat ini sudah 78 jenazah korban pesawat Hercules TNI AU yang dievakuasi ke RS Lanud Iswahyudi Madiun. Sebagian jenazah sudah teridentifikasi. Jenazah perempuan yang mengenakan cincin 5 buah belum teridentifikasi.

Jenazah-jenazah itu ditampung di bagian belakang RS tersebut. Sebagian jenazah diletakkan di lapangan parkir RS. Jenazah-jenazah itu dibungkus dengan plastik mayat berwarna merah, biru, dan hitam.

Pemantauan detikcom, Rabu (20/5/2009), tim medis masih terus melakukan identifikasi terhadap jenazah-jenazah. Ada sebagian jenazah yang hangus, sehingga membuat tim identifikasi sulit mengidentifikasinya.

Salah satu jenazah yang sulit diidentifikasi adalah jenazah perempuan berusia sekitar 45 tahun. Jenazah perempuan ini mengenakan cincin 5 buah di jari kedua tangannya. Selain itu juga terlihat satu jenazah pria berusia 40 tahun yang mengenakan dua cincin di jarinya.

Ada juga jenazah seorang wanita berumur sekitar 40 tahun yang mengenakan jam tangan. Satu jenazah pria berumur sekitar 60 tahun dan mengenakan cincin di jari kanan juga belum teridentifikasi.

Jumlah korban tewas masih memungkinkan bertambah. Sebab, hingga saat ini evakuasi terhadap para korban di dalam pesawat masih terus dilakukan.

Berikut sebagian jenazah yang sudah teridentifikasi dengan jelas:
1. Pratu Bayu  (Kesatuan Komando sektor 4, Biak).
2. Pratu Alfon
3. Pratu Erwinsyah
4. Marsma Harsono (Pangko Sekhanudnas IV Biak)
5. Deti Harsono (istri Marsma Harsono)
6. Sri Hartati
7. Serma Wijayanto
8. Kapten Nur Mansuri (perempuan)
9. Letkol Bugi
10. Sudarmini
11. Suharti
12. Serma Andi Wiratno
13. Pratu Ade Taufik
14. Serma Y. Alfian
15. Kapten Heri Kasmiyadi (50)
16. Angga (7)
17. Serda Danuri
18. Praka Heru (kru pesawat)
19. Serma Almin (35) (Lanud Hasanudin)
20. Ny Hj Karwati (Kendari)
21. Ny Fera Asmawi
22. Wahyu Ahmad
23. Untung (44) Pejaten Jati, Kudus
24. Langka (80) Kampung Baru, Mandai, Maros, Sulawesi
25. Letkol Apo (31) (kru korsek 4)
26. Mayor Agus Sigit (kru korsek 4)
27. Praka Supriyono, PAM Mabes AU
28. Serka Agus Indra (kru)
29. Jamaludin (22) (Jagakarsa, Jaksel)
30. Serma M Rohim (31) (kru Skuadron Udara 31)
31.  Ny Asep (31), istri Asep
32. Ardia (anak Serka Asep)
33. Mayor Tek Kuntarto (Mabes AU)
34. Letkol Sus Jatnika (Mabes AU)
35. Teguh Widodo (adik Letkol Penerbang Umar)
36. Mayor Danu (kopilot Skuadron Udara 31)

‘SBY Berbudi’ : bahasa daerah tertentu ‘SBY Berbudi’ diartikan ‘SBY Berbohong

SBY Berbudi’ Hanya Usulan, Tim Sukses Tetapkan ‘SBY-Boediono’ Sejak Awal
Ken Yunita, Laurencius Simanjuntak – detikPemilu

Jakarta – Jargon ‘SBY Berbudi’ tinggal kenangan karena pasangan capres itu kini memakai jargon ‘SBY-Boediono’. Menurut Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul, sejak awal memang tim sukses mengusung ‘SBY-Boediono’ dan bukan ‘SBY Berbudi’.

“Kita dari awal memang menggunakan ‘SBY-Boediono’. Kalau ‘SBY Berbudi’ itu kan jargon yang disampaikan kawan-kawan yang mewakili partai pendukung saja,” kata Ruhut saat berbincang dengan detikcom, Senin (18/5/2009).

SBY Berbudi awalnya dibacakan oleh Gamawan Fauzi saat berpidato mewakili partai koalisi dalam malam deklarasi SBY-Boediono di Sabuga, Bandung, 15 Mei. Saat SBY berpidato, SBY juga mengucapkan kata SBY Berbudi.

Ruhut mengatakan, usulan dari partai pendukung tersebut sebenarnya baik. Namun, tim sukses sudah memutuskan untuk menggunakan jargon ‘SBY-Boediono’. Alasannya, agar masyarakat gampang menemukan di surat suara.

“Bukan tidak menerima, tapi dari awal kita memang sudah ‘SBY-Boediono’. Jangan sampai nanti masyarakat mencari nama SBY Berbudi di surat suara tidak ada. Ini cuma masalah di surat suara saja,” jawab Ruhut.

Jadi ini bukan karena dalam bahasa daerah tertentu ‘SBY Berbudi’ diartikan ‘SBY Berbohong’, sebagaimana yang dilansir di sejumlah milis? “Oh gitu, ya, aku nggak tahu soal itu tapi dari awal kita memang sudah ‘SBY-Boediono’,” jawab Ruhut.

Namun hal sedikit berbeda disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PD Ahmad Mubarok. Menurutnya, hingga kini jargon untuk pasangan SBY dan Boediono memang belum ditentukan.

“Saya nggak tahu. (SBY Berbudi) itu usulan dari Gamawan Fauzi, belum ditetapkan,” katanya. ( ken / nrl )