Kawasan Situ Gintung Masih Akan Diguyur Hujan Deras Hingga Awal Mei
Indra Subagja – detikNews
Melihat Situ Gintung Yang Jebol
Jakarta – Hujan deras diperkirakan masih akan mengguyur kawasan Situ Gintung, Tangerang, Banten. Prediksi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan baru reda setelah awal Mei.
“Kita perkirakan hingga awal Mei. Sifatnya hujan lokal, peluang hujan terjadi sore hingga malam,” kata Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik BMG Kukuh Ribudiyanto, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (27/3/2009).
Memang pada masa transisi menuju musim kemarau, peluang hujan deras disertai angin, bahkan es sulit diprediksi. “Ini ciri khas masa transisi peluangnya masih besar, paling tidak seminggu ini,” tutupnya.
Dia menyebutkan, beberapa hari sebelum peristiwa Situ Gintung terjadi, di kawasan itu memang terus diguyur hujan. Dan pihak BMKG pun sudah mengirimkan peringatan mengenai cuaca.
“Prakiraan cuaca kita sselalu dikirim ke instansi pemerintah, PU DKI Jakarta, dan crisis center. Di situ biasanya kita sertakan juga warning mengenai angin dan petir,” tutupnya.
Situ Gintung awalnya dijadikan tempat pengendali banjir Jakarta dan sekitarnya. Tanggul situ ini jebol pagi dini hari tadi. Amukan air situ ini menghancurkan ratusan rumah dan menewaskan 50 orang lebih.
(ndr/iy)
Tanggul Situ Gintung Jebol
Korban Tewas Akibat Mati Lemas
Andi Saputra – detikNews
Syafiq/detikcom
JK Tinjau Tanggul Situ Gintung
Jakarta – Puluhan korban yang tewas dalam bencana Situ Gintung semuanya disebabkan paru-paru yang dipenuhi air. Meski ditemui luka cedera tapi tak berpengaruh terhadap kematian korban.
“Semuanya mati lemas akibat terendam dalam air,” kata Ahli Forensik RS Fatmawati, Andriani kepada wartawan di kamar mayat RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin, (27/3/2009).
Hingga pukul 15.45 WIB, korban yang dibawa ke RS Fatmawati bertambah 1 orang. Sehingga total korban yang meninggal menjadi 19 orang.
Dari 19 korban, 3 telah dibawa pulang keluarga. Mereka yaitu Ari Wibowo, Anita dan Bella. Sedangkan korban lainnya masih menunggu dijemput keluarga.
Suasana duka dan histeris masih menyelimuti ruang mayat RS Fatmawati.
Tanggul Situ Gintung Jebol
Situ Jadi Masalah Baru untuk Warga Sekitar
Ken Yunita – detikNews
Puluhan Mobil Terseret Air
Jakarta – Tanggul Situ Gintung jebol. Bahaya yang mengancam warga yang tinggal di sekitar lokasi tidak berhenti sampai di sini. Jebolnya tanggul membuat air hujan tidak lagi tertampung.
Banjir pun menjadi ancaman baru untuk warga. Pemerintah khususnya pemerintah daerah harus segera tanggap dan mencegah agar keselamatan warga tidak kembali terancam.
“Situ itu bisa menampung 1 juta meter kubik. Kalau itu tidak tertampung ya lagi-lagi warga terancam,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Slamet Daroyni.
Berikut petikan wawancara detikcom dengan Slamet, Jumat (27/3/2009):
Sebenarnya apa penyebab tanggul jebol?
Penyebab pasti karena tanggul ini kan sudah lama sekali, kondisi sebenarnya tidak layak. Sudah waktunya direnovasi. Yang kedua, bisa saja karena sudah tidak kuat menampung air karena terlalu banyak.
Bukannya kapasitasnya cukup besar?
Memang, 1 juta meter kubik, tapi kan bisa jadi pas curah hujan tinggi, debit air bertambah. Bisa jadi itu akan membuat tanggul tidak kuat. Mestinya pemerintah menghitung ulang berapa kapasitas situ dengan keberadaan tanggul.
Itu kan kapasitanya 1 juta meter kubik. Tanggulnya diukur memungkinkan apa enggak untuk menampung air. Ini harus dilihat secara histori peningkatan curah hujan itu berapa. BMG kan bisa prediksi.
Apalagi yang seharusnya dilakukan pemerintah?
Pemerintah bisa melakukan beberapa hal yang pertama jelas merenovasi tanggul. Atau setidaknya pemerintah bisa beri peringatan dini dengan cara sementara mengungsi pada saat tertentu misalnya curah hujan tinggi.
Lalu kalau sudah begini bagaimana?
Pemerintah harus memastikan agar situ ini jangan sampai menjadi masalah baru untuk warga sekitar. Tanggul yang roboh ini harus segera ditangani.
(ken/iy)
Bambu Halau Warga yang ‘Rekreasi’ di Tanggul Situ Gintung
Mega Putra Ratya – detikNews
Puluhan Mobil Terseret Air
Jakarta – Hari menjelang sore, namun ratusan warga terus berdatangan ke pinggiran lokasi tanggul jebol Situ Gintung, Tangerang, Banten. Rangkaian bambu dan personel polisi langsung menghalau warga yang nekat masuk.
Bambu yang dirangkai berjejer itu tampak dipasang di jalan perumahan warga menuju bibir tanggul Situ Gintung. Ada juga dipasang meja yang dijaga aparat kepolisian, Jumat (27/3/2009).
“Tolong kerjasamanya ya,” imbau seorang personel polisi.
Warga sempat mengikuti perintah polisi. Namun tidak lama kemudian, satu per satu warga tampak menyelinap masuk ke lokasi. Mereka kemudian asyik berfoto ria di lokasi bencana. “Saya penasaran saja ingin lihat,” kata seorang warga.
3 Personel polisi berjaga di 5 meter dari bibir tanggul. “Mundur…mundur,” kata seorang warga.
(aan/iy)
Trauma Air Bah, Warga Situ Gintung Boyongan
Mega Putra Ratya – detikNews
Jakarta – Petaka tanggul jebol Situ Gintung, Tangerang, Banten, menorehkan trauma mendalam bagi warga sekitar. Warga yang rumahnya berada di pinggir situ tampak ‘angkat kaki.’
Pengamatan detikcom, Jumat (27/3/2009), beberapa orang tampak sibuk mengangkat barang-barang dari rumah Mat Dui, warga yang rumahnya terletak 5 meter dari bibir tanggul atau rumah kedua setelah bibir tanggul.
Barang-barang berharga mulai diangkut ke tempat yang lebih tinggi atau lokasi pengungsian. Ada kasur, TV, kipas angin, perabot dapur dan buntelan pakaian.
Rumah mungil ukuran 5×5 meter itu dikosongkan. “Ini untuk keamanan saja. Jaga-jaga jika ada longsor lagi,” kata Kholil, kerabat Mat Dui.
Selain Mat Dui, Kosim yang rumahnya terletak di rumah ketiga dari bibir tanggul juga boyongan.
Sementara itu, sejumlah rumah warga yang berada di bibir tanggul tampak kosong dan terkunci ditinggal sang penghuni, salah satunya milik H Saduki yang tepat berada di bibir tanggul alias rumah pertama dari tanggul.
(aan/iy)
Tanggul Situ Gintung Jebol
Ahli Jepang Dipanggil Perbaiki Tanggul
Aprizal Rahmatullah – detikNews
Jakarta – Tanggul Situ Gintung akan diperbaiki menyusul jebolnya salah satu bagian tanggul danau yang terletak di Cirendeu, Tangerang, tersebut. Ahli dari Jepang pun dipanggil.
“Ini ada ahli dari Jepang saya panggil langsung. Mereka besok akan rapat di kantor untuk membuat design yang bagus,” kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Hal itu disampaikan dia usai rapat tertutup yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dihadiri Wapres Jusuf Kalla di Rumah Makan Situ Gintung, Jl Ciputat Raya, Jumat (27/3/2009).
Untuk menghindari terjadinya longsor susulan, lanjut Djoko, tanggul akan dipasangi pelindung tebing berbahan baku utama batu.
“Itu dari batu yang akan mengganjal lonsoran-longsoran,” jelasnya.
Namun, menurutnya, perbaikan danau Situ Gintung tidak bersifat darurat. Lahan di sekitar danau juga akan dikonservasi kembali.
“Langkah-langkah sejauh ini menyangkut masalah teknis tidak ada masalah. konservasi lahan sekitar akan kita perbaiki,” pungkasnya.
SBY Beri Bantuan 200 Sembako ke Warga Situ Gintung
Reza Yunanto – detikNews
Petaka Tanggul Situ Gintung
Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan bantuan sembako ke warga korban tanggung jebol Situ Gintung. Tercatat ada 200 bingkisan berisi mie instan, gula, beras, air mineral, dan odol yang diserahkan ke warga.
“Saya mewakili Presiden SBY menyerahkan secara simbolis kepada ibu (Menkes Siti Fadilah) untuk disalurkan kepada korban, bantuan ini atas nama pribadi presiden,” kata Kepala Biro Umum Rumah Tangga Presiden Sudiyantoro di posko STIE Ahmad Dahlan di Kp Gintung, Tangerang, Jumat (27/3/2009).
Sembako itu dibungkus dalam tas dari kain berwarna putih, bergaris biru dengan lambang garuda dan bertuliskan Presiden Republik Indonesia.
Secara simbolis, bantuan diterima Menkes dan Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, yang tenar dengan sinetron Si Doel.
Kini di sekitar lokasi, warga masih tampak sibuk melakukan evakuasi. Mengingat masih belasan korban yang dilaporkan hilang.
(ndr/iy)
Tanggul Situ Gintung Jebol
Rano Karno: Kita Tidak Bisa Saling Menyalahkan, Ini Musibah
Reza Yunanto – detikNews
SBY Tinjau Korban Situ Gintung
Jakarta – Jebolnya tanggul Situ Gintung, Tangerang, Banten, hendaknya jangan dipermasalahkan siapa yang salah. Jebolnya tanggul situ ini adalah musibah.
“Intinya kita tidak bisa saling menyalahkan ini salah siapa. Karena ini musibah,” ujar Wakil Bupati Tangerang Rano Karno.
Rano mengatakan itu saat meninjau pusat evakuasi korban di STIE Ahamd Dahlan, Jl Ciputat Raya, Cireundeu, Ciputat, Tangerang, Banten, Jumat (27/3/2009).
Menurut Rano, sesuai instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), musibah di Situ Gintung penanganannya ditetapkan tanggap darurat bencana. Sehingga penanganannya sesuai dengan prosedur tetap (protap).
Rano juga menyatakan turut berbelasungkawa kepada korban. “Pada intinya ini adalah musibah. Kami dari pemerintah Kabupaten Tangerang menyatakan turut berduka cita kepada korban,” imbuh mantan sutradara dan artis itu.
Rano yang mengenakan t-shirt putih dan celana jins itu datang ke STIE Ahmad Dahlan pada pukul 14.45 WIB. Dia berbicara dengan koordinator posko dan meninjau korban tewas serta luka-luka. Rano meninjau hanya sekitar 10 menit, lalu dia meninjau ke Kampung Situ Gintung, tempat lokasi kejadian.
anggul Situ Gintung Jebol
Korban Tewas 52 Orang, Semua Teridentifikasi
Ken Yunita – detikNews
Jakarta – Jumlah korban runtuhnya tanggul Situ Gintung, Tangerang, Banten, menjadi 52 orang. Semua identitas korban telah diketahui.
“Korban saat ini 52 orang, identitas semua sudah diketahui,” kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan Rustam S Pakaya saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/3/2009).
Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah karena masih banyak warga yang hilang. Tim evakuasi terus melakukan penyisiran.
“Penyisiran masih dilakukan,” kata Rustam. (ken/iy)
Tanggul Situ Gintung Jebol
Walhi: Indikasi Rusak Sejak November 2008, Pemerintah Lalai
Ken Yunita – detikNews
Jakarta – Awalnya Situ Gintung dijadikan salah satu pengendali banjir di Jakarta dan sekitarnya. Namun kini, situ seluas 21 hektar itu justru membuat petaka untuk warga yang tinggal di sekitarnya.
Lebih dari 40 orang tewas akibat robohnya tanggul Situ Gintung, Tangerang, Banten. Peristiwa itu tidak akan terjadi jika pemerintah mendengarkan aspirasi warganya.
“Indikasi kalau tanggul bermasalah itu sudah muncul sejak November 2008 waktu itu kan jebol tapi nggak parah. Dan warga sudah khawatir sudah sejak 2 tahun terakhir ini,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Slamet Daroyni kepada detikcom, Jumat (27/3/2009).
Namun, menurut Slamet, kekhawatiran warga tersebut tidak mendapat respons yang signifikan dari pemerintah setempat. Slamet pun menilai, pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang telah lalai dan membiarkan keselamatan masyarakat terancam.
“Seharusnya pemerintah memastikan masyarakat terselamatkan dari ancaman. Ada kelalaian oleh pemerintah setempat terkait dengan kondisi tanggul yang sebetulnya sudah tidak layak,” tandas Slamet.
Menurut Slamet, dilihat dari usia, tanggul tersebut memang sudah sangat tua. Sudah seharusnya pemerintah merenovasi tanggul tersebut.
“Itu kan sudah sejak zaman Belanda, sudah seharusnya ditinjau ulang apakah memang masih layak,” kata Slamet.
Slamet mengatakan, jika pemerintah daerah memang belum bisa merenovasi tanggul, setidaknya bisa memberlakukan early warning system. “Bisa saja kan waktu musim curah hujan tinggi, pemerintah menginstruksikan warga untuk mengungsi sementara. Tapi itu tidak terjadi,” katanya.
(ken/iy)
Tanggul Situ Gintung Jebol
Seno Kehilangan Istri, Mertua, dan 3 Anaknya
Andi Saputra – detikNews
Petaka Tanggul Situ Gintung
Jakarta – Pilu derita keluarga korban jebolnya tanggul Situ Gintung, Tangerang, Banten terus berjatuhan. Seno bahkan kehilangan anggota keluarganya.
3 Anggota keluarga Seno tewas akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Ketiganya kini terbujur kaku di RS Fatmawati. Mereka yakni istrinya Kimnio yang tengah hamil 6 bulan, anak Seno, Santi yang masih duduk di kelas I SMP Charitas, dan mertua Seno, Tan Pungut (97).
Sedangkan kedua anak Seno lainnya, Mada (12) dan anaknya yang masih berusia 1 tahun masih dikabarkan hilang.
“Waktu itu, sekeluarga tersebut sedang berada di rumahnya yang tak jauh dari sungai. Tiba-tiba saja air menghantam. Bapaknya sempat memegang anaknya yang 1 tahun, tapi karena arusnya deras, anaknya terlepas,” kata kerabat dekat Seno, Fitri (35) sambil menangis di RS Fatmawati, Jl Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (27/3/2009).
Puluhan teman-teman SMP Santi yang masing mengenakan seragam pramuka, mengelilingi jenazah Santi sambil menangis terisak.
“Sekolah kami tadi pagi juga terkena hempasan air hingga 2 meter,” kata salah seorang guru Santi, Putri.
Seno masih berada di lokasi kejadian untuk mencari kedua anaknya yang masih hilang. Yang menunggu ketiga jenazah hanya kerabat dekat Seno.
(gus/nwk)
anggul Situ Gintung Jebol
Korban Diberi Santunan Rp 5-30 Juta/KK dari APBN
Aprizal Rahmatullah – detikNewsJK Tinjau Korban Tanggul Situ Gintung
Jakarta – Pemerintah memberikan santunan bagi korban jebolnya tanggul Situ Gintung, Tangerang, Banten. Jumlah dana yang diberikan Rp 5-Rp 30 juta per kepala keluarga (KK).
“Untuk masyarakat yang terkena bencana diberikan bantuan untuk yang ringan Rp 5 juta, rusak sedang Rp 15 juta dan maksimal Rp 30 juta,” ujar Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.
Atut mengatakan itu usai rapat yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla (JK), di Rumah Makan Situ Gintung, Tangerang, Banten, Jumat (27/3/2009).
Menurut Atut, pengklaiman dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dilakukan melalui lurah dan kepala desa terkait. Selain itu, Pemda Banten akan berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Nasional (Bakornas).
Sedangkan untuk korban meninggal, lanjut Atut, akan diberikan bantuan. Apabila ada jenazah yang dikebumikan di luar provinsi, akan diberikan fasilitas berupa uang dan mobil ambulans.
Berapa total dana yang dikeluarkan? “Tergantung kebutuhan,” kata Atut yang mengenakan baju safari hitam ini.
Atut menuturkan, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) akan dijadikan tempat relokasi para korban.
Atut menambahkan, Pemda Banten akan menangani masalah sosial, pangan dan kesehatan. “Untuk penanganan situ, itu pemerintah pusat,” pungkasnya.
(nik/iy)
Tanggul Situ Gintung Jebol
13 Nama Korban Tewas di RS Fatmawati
Andi Saputra – detikNews
Petaka Tanggul Situ Gintung
Jakarta – Ledakan tangis terdengar di kamar mayat RS Fatmawati. Puluhan keluarga korban tanggul jebol Situ Gintung, meratapi kepergian sanak saudara mereka. Di tempat ini, ada 18 jenazah korban yang tengah diidentifikasi.
Pantauan detikcom, Jumat (27/3/2009) di RS Fatmawati, JL Fatmawati, Jakarta Selatan, puluhan warga terlihat berlutut di sebelah jenazah. Ada pula di antara mereka yang berupaya mengenali korban.
Catatan di papan pengumuman dari 18 korban, 13 korban berhasil dikenali. Mereka yakni:
1.Indah (9)
2.Sairoh (45)
3.Anita Bela (25)
4.Ari Wibowo (32)
5.Kim Lio (40)
6.Dian Maryani (25)
7.Ema 2(0)
8.Tan Pungut (97)
9. Santi C Medo (13)
10.Asiyah
11. Yuli (17)
12. Puji (23)
13. Sundari (50)
Sedang 5 korban lainnya belum dikenali. Dari total jumlah korban 18, 5 di antaranya adalah perempuan. Sedang kondisi jenazah, telah berada di dalam kantung mayat. Beberapa anggota keluarga terlihat hendak membawa pulang keluarga mereka yang menjadi korban.
(ndr/iy)
Jakarta – Tak tanggung-tanggung kerusakan yang ditimbulkan gara-gara tanggul Situ Gintung, Cireundeu, Ciputat, Tangerang, jebol. Wilayah sepanjang 5 kilometer rusak, termasuk 3 kampung yang terkena dampak paling parah.
“Hingga pukul 15.35 WIB telah kami susuri dan meninjau lokasi yang terkena longsoran. Besaran kerusakan mencapai 5 kilometer (dari tanggul sampai ke bawah). Ujungnya sampai mana saya nggak tahu,” ujar Koordinator Satkorlak Penanggulangan Bencana Pemprov Banten Zainal Aminin.
Hal itu disampaikan Zainal di RM Situ Gintung, Jl Ciputat Raya, Cirendeu, Ciputat, Tangerang, Jumat (27/3/2009).
Menurut Zainal, ada 3 kampung yang terkena dampak paling parah dari musibah ini. Ketiganya terletak di Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang.
“Yaitu Kampung Gintung, Kampung Poncol dan Kampung Samratek, perbatasan Banten dan Jakarta,” jelas dia.
(nwk/asy)
Filed under: curhat | Tagged: Situ Gintung Jebol Tsunami Datang | 1 Comment »