PKS Mulai Khawatir SBY Kalah,Sebagian Besar Warga PKS Hatinya ke JK-Wiranto

PKS Mulai Khawatir SBY Kalah

Senin, 25 Mei 2009 | 13:23 WIB

Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara terbuka mengakui adanya kekhawatiran atas elektabilitas SBY yang terus dikejar oleh dua kompetitornya, Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri. Wakil Sekjen DPP PKS Zulkieflimansyah mengatakan, berdasarkan survei internal, jarak persentase antara SBY dan dua kandidat lain cukup tipis.

“Kami (PKS) khawatir kalau SBY kalah karena untuk mendapatkan kemenangan tidak mudah. Kalau melihat survei terbaru, jarak ketiga-tiganya masih dekat. Selisih yang paling tinggi dengan yang paling rendah hanya 10 persen,” ujar Zulkiefli pada sebuah diskusi, Senin (25/5) di Jakarta.

Berdasarkan survei tersebut, SBY masih berada pada posisi teratas. Selain itu, Zulkiefli kembali mengutarakan dilema yang dihadapi PKS untuk menjelaskan mengapa partainya berkoalisi dengan Demokrat. Alasan utama, melihat elektabilitas dan besarnya peluang SBY untuk menang.

“Dalam kaidah ekonomi, salah satu agama baru adalah hipotesis yang sudah teruji. Kita percaya bahwa berdasarkan survei, elektabilitas SBY masih lebih tinggi dari yang lain. Ya namanya ijtihad politik, bisa saja salah,” ujarnya.

Bagaimana jika pasangan SBY-Boediono kalah? “Ya, PKS harus siap menjadi oposisi,” kata Zukiefli.

Zulkieflimansyah: Sebagian Besar Warga PKS Hatinya ke JK-Wiranto
Mega Putra Ratya – detikPemilu

Jakarta – Istri capres-cawapres Jusuf Kalla (JK)-Wiranto yang terbalut jilbab menjadi daya tarik warga PKS. Meski PKS mendukung duet SBY-Boediono, namun mayoritas warga PKS masih memberikan hatinya ke JK-Wiranto.

“Bahkan kalau mau jujur sebagian besar warga PKS, hatinya masih ke JK-Wiranto. Alasannya, istrinya berjilbab,” kata Wasekjen DPP PKS Zulkieflimansyah.

Hal ini disampaikan dia sebelum diskusi bertajuk ‘Pilpres 2009 dan Dilema Sistem Presidensial’ di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/5/2009).

Untuk itu, menurut dia, tugas DPP membuat rasionalitas kenapa harus memilih SBY-Boediono.

“Tetapi, kalau komitmen harus membelot itu tidak ada di kultur PKS. Tetapi kalau simpatisan atau pemilih ya bisa. Karena kalau pemilih, tidak semua kader. Pemilih PKS lebih besar dibanding kader. Kader kita 3 juta. Kalau pemilih hampir 8 juta. Jadi ada 5 juta lebih yang ada di luar kontrol kita,” papar dia.

( aan / iy )

Jakarta – Hasil survei internal PKS menunjukkan capres SBY, JK dan Megawati bersaing ketat. Bahkan, selisih suara mereka pun tipis. Namun, SBY tetap berada di posisi atas.

Demikian hasil survei internal PKS yang disampaikan  Wasekjen DPP PKS Zulkieflimansyah usai diskusi bertajuk ‘Pilpres 2009 dan Dilema Sistem Presidensial’ di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (25/5/2009).

“Sekarang, kalau kita lihat survei terbaru tidak terlampau jauh ketiganya.
Jadi, (selisihnya) kurang 10 persen. SBY, JK, Mega bahkan. Selisih antara yang paling tinggi dan paling rendah,” kata Zulkieflimansyah.

Namun, Zulkieflimansyah enggan membeberkan posisi masing-masing capres. “Adalah (capres urutan terbawah). Tidak fair kalau kita sebutkan. Yang jelas, SBY masih di atas,” ujarnya.

Zulkieflimansyah juga menolak membicarakan kabinet. “Karena peluang untuk kalah masih ada. Takutnya nanti banyak yang stres, sudah merasa ingin menjadi menteri, tetapi tidak jadi,” kata dia.

Ketika ditanya apakah PKS sudah membentuk struktur pemenangan, Zulkieflimansyah membenarkan. “Ya sudah ada. Kita sudah punya mesin politik yang solid. Saat ada komando kita akan jalan,” sahut Zulkieflimansyah.

( aan / iy )