Butet Kartaredjasa: Urip mung mampir ngguyu (Hidup hanya singgah untuk ketawa).

Butet Kartaredjasa
Saat Presiden Guyonan Ketemu Presiden Beneran
Nurul Hidayati – detikNews


Jakarta – Keinginan aktor Butet Kartaredjasa (47) menyampaikan secara langsung buku perdananya “Presiden Guyonan” kepada presiden beneran, Susilo Bambang Yudhoyono, akhirnya terlaksana Rabu (17/12/2008), saat SBY dan Ibu Ani beserta sejumlah menteri sarapan pagi di Gedung Agung Yogyakarta.

Pertemuan ini diupayakan juru bicara presiden, Andi Mallarangeng. Presiden memang bermalam di Yogya setelah Selasa kemarin meresmikan Taman Pintar di kota budaya, dan siang ini menghadiri acara di Akmil, Magelang.

“Saya senang, akhirnya buku itu bisa diterima langsung Presiden. Zaman Orde Baru mana mungkin seorang Presiden mau ketemu orang yang sering mengritiknya, apalagi memparodikan dirinya. Ini menunjukkan beliau demokrat tulen, bisa lebih rileks menghadapi kritik sekaligus menerima kehadiran tukang kritiknya,..he he he.” ujar pemeran “SBY” alias “Si Butet Yogya” yang dalam pentas monolognya sering menyentil kesana-kemari, termasuk mengritik pemerintahan SBY.  Buku “Presiden Guyonan”  yang bulan ini cetak ulang kedua, antara lain juga berisi sindiran kepada Presiden SBY.  Presiden tidak marah?

“Kami malah ketawa-ketiwi. Presiden tampak happy aja, lalu menceritakan pengalamannya menonton berbagai pertunjukan seni yang disajikan dalam berbagai kunjungan kerjanya. Malah beliau minta untuk suatu kali bertemu lagi dalam suasana yang lebih santai. Kapan-kapan ke Cikeas aja,” ujar Butet mengutip SBY.

Buku “Presiden Guyonan” berisi 54 sketsa sosial yang dimuat saban hari Minggu di koran Suara Merdeka selama 2007-2008. Melalui tokoh Mas Celathu, Butet mengemas sindiran-sindiran dengan gayanya yang khas. Penuh kejenakaan. Itu sebabnya, Butet yakin Pak SBY akan terhibur jika kelak membacanya. Kritikan Butet tampil dengan semangat guyon parikeno, seperti punakawan dalam pertunjukan wayang.

“Ibaratnya, saya ingin mencubit tapi tak membikin sakit,” tutur Butet yang menulis di lembar pertama buku yang diberikan kepada Presiden:  Bagi Pak SBY, presiden beneran. Urip mung mampir ngguyu (Hidup hanya singgah untuk ketawa).