Sony to Cut 8,000 Jobs, Shut Plants, Reduce Spending

Tokyo, (ANTARA News) – Sony Corp.Jepang mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya telah mengurangi 8.000 pekerja di seluruh dunia dan menutup beberapa pabrik sebagai bagian dari “overhaul” bisnisnya sehubungan dengan kecenderungan menurunnya ekonomi global.

Sebagaimana diberitakan AFP, raksasa elektronik itu mengatakan rencana mengurangi total pabriknya sekitar 10 persen, mengurangi investasi di bisnis elektronik sekitar 30 persen dan menarik dari berbagai bidang yang tidak  menguntungkan.

“Berbagai inisiatif tersebut sebagai respon terhadap perubahan cepat dan mendadak dalam kondisi ekonomi dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan

Sony to Cut 8,000 Jobs, Shut Plants, Reduce Spending (Update2)

By Lena Lee

Dec. 9 (Bloomberg) — Sony Corp. plans to eliminate 8,000 jobs in the largest reduction announced by a Japanese company since the credit crunch drove the world into a recession.

Sony will curb investments, outsource production and move away from unprofitable businesses as part of plans to save more than 100 billion yen ($1.1 billion) by the year ending March 2010, the Tokyo-based company said today. The job cuts represent about 5 percent of the electronics division’s workforce, it said.

The reductions underscore the severity of the slump in consumer spending at a time when companies typically prepare for the peak Christmas shopping season. Sony, the world’s second- largest maker of consumer electronics, and larger rival Panasonic Corp. slashed their profit forecasts for this year because of the global recession.

“As the tougher business environment is ahead of us, the company might suffer from a bigger earnings decline in the second half, or even losses, if it doesn’t take any measures,” said Hiroshi Sato, chief investment officer of Tokyo-based GCSAM Co., who sold his Sony holdings. “I can’t see how the company will regain its charm with consumers.”

The company said it will announce the financial impact of the measures in January, when reporting fiscal third-quarter results.

Sony on Oct. 23 said net income will probably drop 59 percent in the year ending March 31, slashing the outlook by 38 percent as the stronger yen and slumping demand undermine sales of its electronics including Bravia televisions. Panasonic reduced its net income outlook for the fiscal year by 90 percent.

Electronics Investment Cut

Sony will invest 30 percent less in its electronics business than planned under its mid-term strategy, it said, without giving figures.

The Brava-brand TV maker said it will “adjust” pricing to cope with the stronger yen, two weeks after saying it didn’t have plans for “massive cuts” in prices in the U.S.

The yen has surged 21 percent against the dollar and 39 percent versus the euro this year, damping the value of Sony’s earnings from overseas.

Sony rose 3.9 percent to close at 1,896 yen on the Tokyo Stock Exchange before the announcement. The stock has slumped 69 percent in 2008, after climbing in each of the past four years.

The company plans to reduce more jobs by losing temporary workers in electronics, responsible for about two-thirds of sales. It will also cut the number of manufacturing sites by 10 percent by the end of next fiscal year, from 57 currently.

Sony will postpone investment plans at its Nitra plant in Slovakia that assembles liquid-crystal display televisions for the European market. The electronics maker plans to end production at two overseas manufacturing sites, including one in France that produces tape and other recording media.

“These initiatives are in response to the sudden and rapid changes in the global economic environment,” Sony said.

To contact the reporter on this story: Lena Lee in Tokyo at llee42@bloomberg.net

Last Updated: December 9, 2008 02:47 EST

Manfaat Buah Leci

LECI yang manis kaya zat gizi karena mengandung kadar vitamin C dan kalium yang tinggi. Zat-zat yang ada dalam leci dapat mencegah dan mengobati aneka penyakit, antara lain batuk, luka lambung, dan hipertensi.

Buah leci (Litchi chinensis Sonn) berasal dari provinsi Kwantung dan Fukien di Cina Selatan. Pada tahun 1873 tanaman ini menyebar ke Hawaii, kemudian ke Florida, AS pada tahun 1883. Provinsi Kwantung dan Fukien di Cina terkenal sebagai produsen terbesar buah leci, diikuti oleh India dan negara-negara lainnya.

Di Indonesia, tanaman leci belum begitu populer. Namun, karena memiliki cita rasa yang unik dan nilai ekonomi tinggi, tanaman ini juga telah mulai dicoba dibudidayakan di Bali (Gianyar, Tabanan, Badung) dan Cianjur.

Leci merupakan tanaman subtropis yang termasuk ke dalam famili Sapindaceae atau soapberry. Dikenal dengan beberapa istilah, seperti lichi, litchi, lichee, laichi, leechee, atau lychee. Buah leci memiliki harga jual yang tinggi, baik dalam keadaan segar maupun dalam bentuk olahan.

Padat Gula
Kandungan air pada buah leci cukup tinggi, yaitu sekitar 77 – 83 persen, kadar energinya mencapai 66 kkal per 100 gram. Sebagian besar energi berasal dari karbohidrat (gula), yaitu sebesar 59,5 kkal, sisanya dari protein dan lemak berturut-turut sebesar 2,8 kkal dan 3,7 kkal. Kandungan karbohidrat pada buah leci cukup tinggi (16,53 g per 100 g buah) yang terdiri dari berbagai jenis gula.

Leci mengandung sukrosa dan glukosa melimpah, sehingga mengonsumsi buah leci pada malam hari dapat menambah cadangan energi untuk keesokan harinya. Kandungan gula yang terkandung pada leci sangat bervariasi tergantung dari varietas, tetapi umumnya mencapai 10–13 persen. Leci juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber) yang lumayan, yaitu sekitar 1,3 g per 100 g daging buah.

Kadar lemak pada buah leci sangat rendah, sehingga sangat baik untuk dikonsumsi oleh semua kelompok usia, termasuk juga bagi yang sedang berdiet untuk mempertahankan atau menurunkan berat badan. Karena itu, tidak ada batasan berapa banyak leci yang sebaiknya dikonsumsi per harinya.

Vitamin C dan Kalium
Vitamin yang paling menonjol pada buah leci adalah vitamin C dengan kadar 71,5 mg per 100 gram daging buah. Dengan mengonsumsi 100 gram buah leci, sudah dapat memenuhi lebih dari 100 persen kebutuhan vitamin C dalam sehari.

Vitamin C merupakan antioksidan alami yang sangat berguna untuk melawan serangan radikal bebas, penyebab penuaan dini, dan berbagai penyakit kanker. Berdasarkan keyakinan tersebut, dewasa ini vitamin C banyak ditambahkan ke dalam berbagai produk pangan olahan.

Mineral yang menonjol pada buah leci adalah potasium 171 mg, fosfor 31 mg, magnesium 10 mg, dan kalsium 5 mg. Walaupun dengan kadar yang rendah, leci juga mengandung zat besi, seng, tembaga, natrium, selenium, serta mineral lainnya.

Kalsium, fosfor, dan magnesium merupakan tiga serangkai mineral penting untuk pembentukan tulang dan kerangka tubuh yang normal, sehingga sangat dibutuhkan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan juga oleh orang dewasa untuk menghambat laju osteoporosis.
Tembaga merupakan salah satu mineral antioksidan. Kekurangan mineral ini dapat menggangu mekanisme normal tubuh dalam mengeliminasi keberadaan radikal bebas yang senantiasa terbentuk di dalam tubuh.

Mineral tembaga (Cu) dapat membentuk kompleks dengan sistem enzim antioksidan Superoksida Dismutase (SOD) yang berperan dalam menetralisasi radikal superoksida.
Hal yang sangat menarik perhatian dari komposisi mineral leci adalah perbandingan antara potasium (K) dan sodium (Na) yang sangat tinggi, yaitu 171:1. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena makanan olahan yang kita konsumsi sehari-hari umumnya mengandung Na tinggi, tetapi sangat rendah K. Hal tersebutlah yang menyebabkan semakin meningkatnya jumlah penderita hipertensi di Indonesia.

Kalium (disebut juga sebagai potasium) sangat berperan penting dalam meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Dengan demikian, patut disayangkan jika proses pengolahan pangan seringkali menyebabkan rendahnya rasio kalium terhadap natrium, akibat pemakaian garam dapur dan MSG (penyedap rasa) yang berlebihan.

Konsumsi bahan pangan yang tinggi K diharapkan dapat mengimbangi tingginya Na akibat konsumsi makanan yang banyak mengandung MSG dan garam. Rasio Na dan K dalam makanan sehari-hari yang sangat dianjurkan adalah 1:1. Komposisi gizi secara lengkap dari buah leci dapat dilihat pada Tabel 1.

Kadar asam pada buah leci mencapai 0,20–0,64 persen. Jenis asam paling dominan adalah asam malat yang mencapai 80 persen, sedangkan 20 persen sisanya terdiri dari asam sitrat, suksinat, levulinat, fosfat, glutarat, malonat, dan asam laktat. Kombinasi gula dan berbagai jenis asam tersebut menyebabkan leci memiliki cita rasa yang manis dan menyegarkan.

Obati Batuk dan Luka Lambung
Dalam sejarah pengobatan, buah leci dipercaya dapat mengobati batuk serta memiliki efek yang menguntungkan untuk menyembuhkan gastralgia, tumor, dan pembesaran kelenjar.

Telah dilaporkan bahwa pemberian leci segar di Florida, dapat menyembuhkan luka lambung, sehingga penderita yang sebelumnya merasa terganggu dapat kembali menikmati makanan dengan enak. Penyebab pasti dari hal tersebut belum diketahui secara ilmiah.

Seperti halnya buah lengkeng dan aprikot, buah leci juga tergolong ke dalam buah yang bersifat panas (karena kebanyakan matang di hawa dingin), sehingga sangat cocok dikonsumsi kelompok orang yang badannya lemah dingin.

Energi vital dan limpa mereka kebanyakan lemah, metabolisme dasarnya rendah, tubuhnya kurang menghasilkan energi, kaki dan tangannya juga terasa dingin di hari-hari yang panas sekalipun. Wajah mereka lebih putih daripada orang biasa, dan jarang merasa haus, serta tidak suka mengonsumsi makanan dingin. Buah-buahan yang bersifat panas sangat bermanfaat bagi mereka.
Prof. DR. Made Astawan

KASUS REKSADANA ‘BODONG’ DI BANK CENTURY

PELAJARAN PENTING DARI KASUS REKSADANA ‘BODONG’ DI BANK CENTURY

Di pekan ini, cerita bank Century memasuki bab baru yang lebih menakutkan dari cerita horor. Ternyata selama ini, Bank Century dalam operasinya juga melakukan penjualan reksadana padahal bank ini tidak mempunyai perizinan untuk menjual Reksadana. Ketika saya cek ke situs Bapepam, Bank Century tidak terdaftar sebagai APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana).

Kisah seram ini lalu ternyata berkembang menjadi lebih menyeramkan lagi. Salah satu reksadana yang dijual oleh Bank Century merupakan reksadana ‘bodong’, alias reksadana yang dibuat tanpa seizin Bapepam. Reksadana yang bermasalah ini dijual dengan nama Investasi Dana Tetap Terproteksi dan dikeluarkan oleh PT. Antaboga Delta Sekuritas. Hebatnya lagi, produk ini kabarnya sudah dijual sejak tahun 2001. Kini dikabarkan bahwa bahwa Rp 1 Triliun – Rp 1,5 Triliun milik nasabah bank Century terkena masalah seputar produk ini.

Jika teman-teman pembaca berpikir bahwa cerita ini berakhir di sini, maka anda salah besar, karena masih ada sisi menarik lainnya. Per 30 September 2008, PT. Antaboga Delta Sekuritas tercatat sebagai salah satu pemegang saham terbesar Bank Century (dengan total kepemilikan 7,44%). Baca lebih lanjut