Saatnya Beli EMAS : Apakah Emas ‘Mencari Nafas’ Terlebih Dahulu?

Apakah Emas ‘Mencari Nafas’ Terlebih Dahulu?

Bulan yang lalu emas ternyata berhasil membukukan kenaikan bulanan tertinggi sejak Agustus 2010 silam.  Kenaikan tersebut didukung oleh eskalasi kerusuhan di Libya dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang mendorong investor untuk membeli logam mulia sebagai safe haven atau aset aman.

Kerusuhan di Timur Tengah dan Afrika Utara, yang menumbangkan pemimpin di Tunisia dan Mesir sebelum menyebar ke Libya, Bahrain, Yaman dan negara-negara lain, memicu kenaikan sebesar 6% pada harga emas di bulan Februari.

Kenaikan emas juga dipengaruhi lonjakan harga minyak dunia yang telah menambah kekhawatiran terhadap inflasi dan prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi.  Bahkan harga emas sempat mencatat rekor tertingginya di US$1,444.40/toz pada hari Senin 7 Maret, sebelum melemah pada dua hari perdagangan terakhir minggu kemarin.

Dolar AS di persimpangan jalan

“Gold is money.  Everything else is credit.”

-J.P. Morgan-

Selain faktor yang disebut diatas, emas pun diuntungkan oleh dolar AS yang merosot ke level terendahnya selama 3 ½ bulan terhadap sejumlah mata uang utama.  Kemungkinan koreksi tersebut akan berlanjut sepanjang Kepala the Fed Ben Bernanke melanjutkan program kebijakan moneternya (quantitative easing).

Namun dolar AS rupanya tidak akan menyerah begitu saja tanpa perlawanan sedikitpun, apalagi setelah dollar index kini berada dekat support-nya yang sudah bertahan selama 3 tahun lebih (lihat grafik dibawah ini).

Sekarang pertanyaan adalah apakah dollar index akan bertahan di atas sekitar 76.90, yang merupakan support kuat untuk saat ini, atau tidak.  Maka Anda sebaiknya perhatikan pergerakan dolar AS dengan seksama sebab nasibnya akan ikut menentukan langkah emas kedepan.

Kesimpulan: jika support dollar index dipecahkan dan dolar AS kembali melemah terhadap mata uang utama di dunia, emas kemungkinan besar akan melonjak ke US$1,500an/toz.

Waspadai koreksi dalam jangka pendek

“Gold has worked down from Alexander’s time …  When something holds good for two thousand years I do not believe it can be so because of prejudice or mistaken theory.”

-Bernard Baruch-

Berdasarkan grafik dibawah ini, emas pada umumnya mengalami suatu koreksi pada bulan Maret.  Jadi investor yang ketinggalan rally dari US$1,308/toz ke US$1,400an/toz kemungkinan akan diberikan peluang untuk buy on weakness atau membeli emas pada saat melemah.

Terutama periode dari 2001 hingga 2010 menarik karena jangka waktu tersebut mewakili bull market yang sedang berlangsung.  Menurut hemat saya, arah pergerakan harga emas sampai akhir tahun ini akan berjalan seperti berikutnya:

  • bulan Maret: pelemahan yang telah dimulai pada hari Kamis 10 Maret merupakan koreksi yang sehat, setelah harga emas naik lebih dari 10% hanya dalam 5 minggu.
  • bulan April dan Mei: sesuai dengan pola harga sebelumnya, kemungkinan emas akan berhasil menguat kembali pada dua bulan tersebut.
  • bulan Juni hingga Juli/Agustus: kuncinya pada bulan Juni adalah QE2 atau program pelonggaran moneter yang akan berakhir pada bulan Juni mendatang.  Apabila pembelian obligasi pemerintah benar-benar dihentikan oleh bank sentral AS, saya sungguh khawatir bursa saham maupun pasar emas akan anjlok secara signifikan. Terakhir kali terjadi koreksi yang besar adalah dari bulan Juli sampai Oktober 2008, dimana harga emas turun dari US$989.60/toz ke US$681/toz.  Apakah sejarah akan terulang?  Nanti pada bulan Juni akan saya coba mengangkat topik ini dan mengulasnya secara lebih dalam lewat analisa fundamental maupun teknikal.
  • bulan September hingga Desember: jika bursa saham terperosok dan tingkat suku bunga atas obligasi pemerintah melonjak, seiring dengan keengganan investor asing untuk menggantikan peran the Fed sebagai pembeli siaga selama stimulus moneter dilaksanakan, desakan untuk menerapkan QE3 atau program lanjutan akan meningkat. Maka pasar emas mungkin baru akan bangkit lagi pasca tambahan likuiditas oleh bank sentral dari AS dan juga negara-negara lain, dan memulai tahap terakhir dari bull market.

Kesimpulan: volatilitas diperkirakan akan lebih tinggi selama beberapa bulan yang akan datang.  Saya menyarankan investor untuk memusatkan perhatian kepada kebijakan the Fed dan pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia kedepan karena kedua hal itu akan sangat mempengaruhi pasar emas.  Waspadai pula peluang koreksi pada harga emas yang cukup besar di akhir semester pertama bersamaan dengan selesainya QE2.

Technical outlook

Seperti dapat Anda lihat pada grafik diatas ini, emas telah naik sekitar 10% dalam 6 pekan terakhir dari US$1,308/toz sampai US$1,444.40/toz pada hari Senin yang lalu.  Selama kenaikan tersebut, harga emas bergerak antara channel line, yang baru ditembus pada hari Kamis ketika support-nya berada di sekitar US$1,427/toz.

Sebelumnya memang sudah ada indikasi bahwa akan terjadi pelemahan, yang ditunjukkan oleh bearish divergence baik pada RSI maupun MACD.  Jadi pelaku pasar tidak terlalu terkejut pada saat koreksi berlangsung.

Lalu kalau kita meneliti grafik harian emas untuk mencari entry point atau titik masuk yang menarik (lihat grafik dibawah ini), zona beli yang pertama terletak antara 38.2% dan 23.6% fibonacci retracement yang masing-masing berada di US$1,392.30/toz dan US$1412.21/toz.

Kemungkinan pelemahan harga emas pada bulan ini akan cenderung terbatas, dan seharusnya pasar emas menjadi bullish lagi seusai konsolidasi.  Dan … jika faktor musiman tetap berlaku tahun ini, emas berpeluang menguat lebih lanjut pada bulan April dan Mei.

Supaya laporan ini lengkap, saya juga menambahkan satu grafik lagi dibawah ini yang menunjukkan bahwa pola harga sekarang sangat mirip dengan pola yang terbentuk antara bulan Juni dan September 2010.

Apabila kelanjutan dari pola tersebut kedepan sama dengan yang sebelumnya, investor dapat mengharapkan target emas sebesar US$1,550/toz.

Selamat berinvestasi di pasar emas dan semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam mengambil keputusan investasi yang menguntungkan!

http://nicoomer.blog.kontan.co.id/2011/03/14/apakah-emas-mencari-nafas-terlebih-dahulu/